PeristiwaRubrika

DPP Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah Mengutuk Pelaku Teror Bom

Bom Surabaya dan Kasus Mako Brimod (Foto Ilustrasi Nusantaranews)
Bom Surabaya dan Kasus Mako Brimob (Foto: Ilustrasi Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta — Tragedi bom bunuh diri di Kota Surabaya pada 13 dan 14 Mei 2018 telah mengundang keprihatinan banyak pihak. Salah satunya Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT).

Dalam siaran persnya Ketua Umum DPP FKDT Lukman Hakim mengutuk keras atas tragedi bom tersebut, karena telah mengebiri nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban bangsa. Lukman menghimbau agar seluruh komponen bangsa untuk tetap tenang dan waspada serta memperkuat komitmen persatuan dan kesatuan dalam menghadapi teror yang mengancam.

Tragedi itu lanjut Lukman, bisa dijadikan introspeksi diri dalam rangka memecahkan permasalahan terorisme secara komprehensif sampai ke akar-akarnya. “Terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan harus dilawan secara bersama-sama”, tegas Alumni UIN Walisongo ini.

DPP FKDT mendorong pemerintah untuk mengakselerasi dan memperkuat pendidikan karakter melalui berbagai institusi pendidikan, baik formal maupun informal, “Madrasah Diniyah Takmiliyah dan Taman Pendidikan Al-Quran serta layanan pendidikan keagamaan yang lain berperan penting mengajarkan Islam yang inklusif, damai dan toleran”.

Baca Juga:  Kepala DKPP Sumenep Ajak Anak Muda Bertani: Pertanian Bukan Hanya Tradisi, Tapi Peluang Bisnis Modern

Sebagai lembaga yang menaungi 84.000 MDT dan 6 juta santri, Lukman Hakim manaruh harapan besar agar pemerintah melakukan berbagai upaya membasmi terorisme. Salah satunya menerbitkan Peraturann Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) Anti Terorisme oleh Presiden RI.

Lukman juga meminta kepada Polri untuk mengusut tuntas pelaku dan aktor-aktor intelektual di balik tragedi kemanusiaan itu. “Kami mendukung langkah-langkah Polri mengamankan NKRI dari kejahatan para teroris yang telah bertindak biadab jauh dari nilai-nilai kemanusiaan” tegas Lukman.

Sebagaimana diketahui pada tanggal 13 Mei 2018 telah terjadi ledakan bom di tiga gereja yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuno Surabaya akibat serangan Bom Bunuh Diri Teroris.

Sebelumnya terjadi kericuhan antara nara pidana (napi) teroris dengan anggota kepolisian di Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok telah menewaskan 5 orang aparat kepolisian pada Selasa Malam 8 Mei 2018.

Baca Juga:  Banyaknya Hoax Gempa Tuban, Ini Pesan Khofifah

Pihaknya kata Lukman Hakim tetap konsisten mendidik anak bangsa pada pemahaman agama yang moderat dan meneguhkan komitmen kebangsaan melalui Madrasah Diniyah Takmiliyah. (red/nn)

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 2