Budaya / SeniPuisi

Doa untuk Sulawesi Selatan – Puisi Gus Nas

banjir dan longsor, bencana sulawesi selatan, sulawesi selatan, sutopo purwo nugroho, dampak banjir, dampak longsor, bnpb, nusantaranews
Dampak bencana banjir dan longsor di Sulawesi Sleatan. (Foto: Dok. BNPB)

DOA UNTUK SULAWESI SELATAN

Kugenggam bening subuh dalam doa yang utuh
Fajar di bumi Makassar mengajakku istighfar
Sebab kabar terakhir dari Pantai Losari hanyalah sepi dan nyeri

Tuhanku
Pagi ini selimutku basah
Bukan oleh banjir bandang yang telah menenggelamkan dapur dan kasur
Tapi oleh mata air mataku sendiri yang deras mengalir
Sujud dan sajadah ini menjelma perahu Pinishi dalam tangis taubatku

Adakah yang masih keliru pada ikrar rindu dalam hidupku?
Adakah yang masih alpa pada fatwa cinta dalam degub jantungku?

Kusebut Amanna Gappa dalam derai doa ini
Suara leluhur yang menjeritkan ribuan badik dalam tadarusku
Suara renta Saweri Gading di bening embun
Sunyi siapa ini?

La Galigo kembali kusebut dalam bait-bait kabut
Sebab bumi Sulawesi Selatan ini telah lama menjadi saksi
Menjadi doa dan cahaya dalam ziarah rinduku

Tuhanku
Beri kami sejengkal bumi
Untuk berpijak dan bersajak
Untuk menumbuhkan pohon-pohon puisi di kehidupan ini

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Gus Nas Jogja 2019

HM Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,051