DOA SEPERTIGA
kutahu Tuhan tak akan marah
meski doaku baru sepertiga kusampaikan
dengan sakit
malam ingin menyimpan sisanya
” semoga Tuhan tak bosan-bosannya”
berdoa adalah metode untuk menyenangi Tuhan
meski tidak harus dengan deklamasi
kita berdoa adalah menyusun urut-urutan adegan
memulai yang paling mudah
sebelum mata dan mulut bisa diam
menidurkan seluruh paragrap kata-kata
ya, besok kuingin lanjutkan sepertiga lagi,
karena kutahu raga dan jiwaku sudah rapuh,
maka ijinkan kuakhiri dengan kalimat yang sama
“semoga Tuhan tak bosan-bosannya”
(2017)
PERKABUNGAN CAHAYA PAGI
aku menjumpaimu dalam lebaran
yang tak lagi mendebarkan
seusai kita ziarah
lalu kau tunjukkan arah
di sana kita akan melanjutkan
perjalanan hari tanpa lapar ?
perjalanan malam tanpa iktikaf ?
perjalanan rohani tanpa tamasya ?
dalam pekuburan pagi tadi
doa kita semai di pusara bunda
bunga kita tabur di bibir manis bunda
belai angin kita arak di rambut perak bunda
dalam perkabungan cahaya pagi
dalam ziarah nafas–nafas penyegaran
empat puluh kali ramadhan
puasa dalam segala riwayat
“bunda menyedaiakan semua hal
yang dapat menjadi kesenangan
sejak pertama kita diajari soal kasih sayang
dan bagaimana menerjemahkan kesabaran
dalam sebentuk laku yang ikhlas”
(tidur dalam nyenyak ranjang Tuhan yang menyenangkan)
2013
Baca Juga:
- 5 Puisi Cinta Paling Menggairahkan Karya Rendra buat Sunarti
- Merinding, Ini Puisi-Puisi Kematian Karya Penyair Indonesia
- Enam Puisi Natal Penebar Damai di Bumi
Simak di sini: Puisi Indonesia
Budhi Wiryawan, lahir di Bantul. Menulis puisi, cerpen, esai, opini, cerkak dan geguritan. Buku puisi tunggalnya “ Sripah” terbit tahun 2009. Beberapa puisinya terkumpul di puluhan buku antologi bersama. Saat ini berkhidmat di Jaring Budaya Yogyakarta dan PSK UGM
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].