Puisi-puisi Fian Jampong
Doa Seorang Pelacur
Tuhan,
dada serasa sesak dan mulut
kaku tuk mengeja Kata-kata-Mu
kala pagi menghampiri
di penghujung ziarahku, malam ini.
Ya, Tuhan,, bersegeralah menolong aku.
Salamku Yang Tak Sempat Usai
Saat langit berkabung, kemarin
Kutitipkan sebuah salam
pada ranting-ranting tua, barangkali
di sebuah setapak tanpa nama.
Lalu, aku melongoh pada sepasang kakatua
Asyik berbicara di ranting pohon gandarusa.
Boleh jadi sedang berpesta
Lantaran hari jadi di usia yang kedua.
Tiba-tiba, si jalak menyapa
tepat pada kedipan mataku yang kedua puluh dua, katanya:
“ abaikanlah, mereka tak tahu saat ini apa yang kau rasa,
Tetaplah pada salam yang tak sempat usai
kau sampaikan pada ranting-ranting tua”.
Nitapleat, 2018.
*Fian Jampong berasal dari Manggarai Barat. Lahir pada 24 Februari 1993. Sekarang sedang menempuh pendidikan filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Menulis puisi, sajak, cerita mini, cerpen dan lain sebagainya. Beberapa puisinya tersebar di media Flores sastra, Qureta, Portal Buku, IDN TIMES, dan koran harian Pos Kupang. Puisi berjudul Kusimpan Senyummu dalam Saku Baju menempati posisi ketiga dalam Event cipta puisi nasional 2018 oleh Sastrawiji Publisher. Buku antologi bersama “Berdialog Dengan Angin” penerbit Sastrawiji Publisher (2018). Berdomisili di wisma St. Rafael – Ledalero, Maumere. Suka menyeruput kopi hitam sambil berimajinasi.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]
