Berita UtamaLintas NusaTerbaru

Diujung Ramadhan, PIJP Kembali Santuni Anak Yatim

Diujung Ramadhan, PIJP kembali santuni anak yatim.
Diujung Ramadhan, PIJP kembali santuni anak yatim/Foto: perwakilan PIJP saat bertandang ke rumah almarhum Zahri Rahmat.

NUSANTARANEWS.CO, Pamekasan – PIJP kembali santuni anak yatim. Setiap tahun terutama di bulan Ramadhan seolah telah menjadi semangat berbagi dan peduli bagi segenap anggota paguyuban insan jurnalis Pamekasan atau PIJP. Sebab semua termotivasi dari keinginan untuk saling memberi manfaat bagi sesama terutama untuk keluarga besar anggotanya.

Buktinya, di bulan Ramadhan ini, Paguyuban dari berbagai media yang selama ini berkiprah di Bumi Gerbang Salam itu kembali menyalurkan berbagai bantuan dan bunga sosial dari segenap donatur. Khususnya bagi para anak yatim dan anak pendiri PIJP yang selama ini menjadi perhatian khusus bagi para pengurus yang aktif.

Tak ayal jika di akhir pekan ini, mereka dengan guyub bertandang ke rumah almarhum Zahri Rahmat, wartawan Harian Bangsa yang juga salah satu pendiri PIJP para tahun 2012 lalu. Sambutan hangat juga nampak terpancar dari keluarga almarhum dan kedua anak yatim yang bersangkutan yang masih kecil.

Baca Juga:  Pemdes Kaduara Timur Salurkan BLT

Adalah Zahwatul Ainiy yang duduk di sekolah dasar SDN Bartim 1 Pamekasan dan kakaknya Fatimatus Zahra yang ketika itu juga menyambut langsung. Seketika itu juga perwakilan PIJP yang diwakili Sujak Lukman dan Sumailah memberikan tali asih dan bingkisan amanah dari para donatur.

“Alhamdulillah untuk tahun ini kami bisa sekali lagi berbagai dengan anak yatim dalam keberkahan Ramadhan. Terutama dengan kedua anak almarhum senior kita, mas Zahri. Semoga bermanfaat,” tukas Wahyudi Ketua PIJP Sabtu malam.

Bagi mereka saling peduli dan berbagi harus terus dipelihara untuk keguyuban organisasi dan kehadiran sosok media di tengah masyarakat selain kontribusi berita dan informasi. Sebab, semua pada hakekatnya sebagai makhluk sosial yang saling berkomunikasi dan berinteraksi secara baik dan positif satu dengan lainnya.

“Bagi kami berbuat baik untuk manfaat bukan soal banyak atau takaran jumlah saja, melainkan soal mau atau tidak untuk melakukan itu. Sehingga di tengah berbagai ikhtiar kerja, kita tetap bisa beri manfaat bagi sesama,” tandasnya. (mh)

Related Posts

No Content Available