Hankam

Ditikung China 3 Kali di Perairan Natuna, Pemerintah Malah Memaafkan

NUSANTARANEWS.CO – Ditikung China 3 Kali di Perairan Natuna, Pemerintah Malah Memaafkan. Kapal Nelayan Berbendera Tiongkok kembali tertangkap basah sedang menangkap ikan tanpa ijin (illegal fishing) di perairan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Aktivitas kapal asing asal Cina di ZEE Indonesia pada Jumat lalu merupakan peristiwa ketiga dari sejumlah kejadian serupa pada 2016.

Kendati demikian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah Indonesia akan tetap menjaga hubungan baik dengan pemerintah China. “Yang penting tetap memelihara hubungan baik dengan Cina,” katanya di Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Menurut dia, Indonesia akan tegas bila ada pihak asing yang mencoba merusak kedaulatan. (Baca: China Sudah Berani Klaim Perairan Utara dan Barat Laut Kepulauan Natuna)

Luhut Binsar menuturkan, adapun untuk menyelesaikan persoalan di Laut China Selatan, pemerintah membentuk tim pakar. Pakar hukum laut internasional yang pernah menjadi wakil Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa yakni Hasyim Djalal, ditunjuk untuk memimpin tim tersebut. Sedangkan tekhnisnya akan diatur oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), termasuk mengenai pola kerja yang akan dilakukan oleh tim.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

“Tujuan tim ini dibentuk, ya kita ingin melihat lebih jernih lagi dari aspek hukum internasional bagaimana sebenarnya keadaan disana dan pak profesor Hasyim Jalal saya kira orang yang tepat dibantu dengan beberapa orang untuk membuat rumusan yang jernih. Sehingga kita nanti kemana pun kita berbicara bisa secara ilmiah,” ucapnya. Luhut berharap dengan keberadaan Tim Pakar itu, hubungan Indonesia dengan China tidak terganggu karena persoalan sengketa di Laut China Selatan.

Diketahui hubungan Indonesia dengan Cina kembali bersitegang, hal tersebut bermula dari KRI Kapal Imam Bonjol-383 yang menangkap kapal ikan China ilegal, Han Tan Cou 19038, di Laut Natuna, Jumat (17/6) lalu, yang disertai kawalan kapal Penjaga Pantai China. Dalam peristiwa Jumat lalu itu, TNI Angkatan Laut yang tengah beroperasi sempat melepaskan tembakan peringatan kepada sejumlah kapal nelayan berbedera China yang tengah asyik mencuri ikan (illegal fishing) di dekat Kepulauan Natuna. Penembakan inilah yang diprotes China melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negerinya, Hua Chunying pada Senin (20/6).

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Pemerintah Cina mengklaim tembakan itu melukai seorang nelayan mereka yang berada di Kapal. Atas insiden itu, Cina mendesak agar pemerintah Indonesia tidak melakukan tindakan yang dapat memperkeruh hubungan kedua negara.

Namun, Luhut membantah ada nelayan asal Cina yang tertembak oleh operasi yang dijalankan TNI AL saat itu. Dia menegaskan, tidak ada satu pun korban dalam peristiwa tersebut. “Tidak betul itu,” tandasnya. Demikian pula Kepala dinas penerangan TNI AL Laksamana pertama TNI Edi Sucipto, juga membantah tuduhan Cina itu. (Restu)

Related Posts

1 of 3,050