Berita UtamaEkonomiLintas NusaPolitikTerbaru

Disorot Pembangunannya, Sahat Simanjuntak: Museum SBY-ANI Sejahterakan Rakyat Pacitan

Disorot pembangunannya, Sahat Simanjuntak: Museum SBY-ANI sejahterakan rakyat Pacitan.
Disorot pembangunannya, Sahat Simanjuntak: Museum SBY-ANI sejahterakan rakyat Pacitan/Foto: Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak saat meninjau langsung pembangunan gedung yang tiang pancangnya dimulai pengerjaannya pada 2019 lalu itu.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Disorot pembangunannya, Sahat Simanjuntak: Museum SBY-ANI sejahterakan rakyat Pacitan. Kegaduhan yang terjadi terkait dana Bantuan Keuangan Provinsi Jatim untuk Museum SBY-ANI di Pacitan sebesar 9 Miliar, membuat Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak perlu melihat langsung pembangunan gedung yang tiang pancangnya dimulai pengerjaannya pada 2019 lalu itu.

Datang langsung ke lokasi Museum SBY-ANI di Pacitan. Sekretaris DPD Golkar Jatim ini mencari tahu seberapa besar Museum itu akan berdampak pada masyarakat Pacitan dan sekitarnya bertemu dengan kontraktor yang mengerjakan serta mendengar komentar masyarakat Pacitan

“Saya kan wakil rakyat dari dapil Pacitan juga. Agar tidak berspekulasi, saya ingin tahu sendiri bagaimana rakyat merespon dan seberapa besar dampaknya pada masyarakat sekitar museum ini. Apalagi ini yang disoal adalah dana APBD yang saya adalah bagian dari penyusun anggaran di DPRD Jatim,” ungkap Sahat kepada awak Media, Jum’at (19/2).

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan OPD Berburu Takjil di Bazar Ramadhan

Dari kunjungan ke Pacitan dalam rangka pengawasan APBD Jatim, didampingi Bupati Pacitan Indartato, Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono dan Ketua Fraksi Golkar DPRD Pacitan, Sahat menilai tidak ada yang salah dari dana yang diberikan melalui Pemkab Pacitan untuk museum tersebut karena sesuai dengan aturan yang berlaku untuk diperbolehkannya sebuah daerah mendapat Bantuan Keuangan khusus dari Pemprov Jatim. “Ada 4 kriteria daerah untuk dapat bantuan keuangan, dan semua terpenuhi sehingga Museum ini layak mendapat bantuan dari Pemrov Jatim,” jelasnya.

Keempat kriteria tersebut kata Sahat adalah dana tersebut mampu meningkatkan ekonomi,  infrastuktur jalan dan  pengairan, memperkecil disparitas kewilayahan serta mengurangi tingkat kemiskinan. “Kalau saya objektif saja, saya mendukung penuh pembangunan Museum tersebut. Pun kalau tidak dibantu Pemprov, museum itu tetap jalan karena saya yakin Yudhoyono Foundation punya dana untuk menyelesaikan proyek tersebut,” kata Sahat.

Dari hasil tinjauan ini Sahat juga menemukan bahwa Yayasan Yudhoyono foundation tidak pernah memohon bantuan Dana pembangunan museum SBY-ANI kepada pemerintah Prov/kab. Pembangunan Museum SBY-ANI yang sedang  berjalan dan diperkirakan pertengahan 2021 selesai ini, kata Sahat ada atau tidak adanya bantuan hibah pemerintah pembangunan museum tetap berjalan. “Nah Pemkab Pacitan menyiapkan dana dari bantuan keuangan Pemprov Jatim dalam rangka untuk berkontribusi terhadap pembangunan museum SBY-ANI sebagai bentuk penghargaan Dan apresiasi Pemkab Pacitan kepada Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yhudoyono atas semua yang telah dilakukan beliau terhadap pembangunan Pacitan, dan Museum SBY-ANI merupakan kearifan lokal yang patut didukung demi kemajuan pembangunan  Pacitan  sebagai destinasi wisata yang berdampak bagi pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, mengurangi disparitas wilayah. “Semoga Museum SBY-ANI ini bisa jadi kado HUT ke 276 tahun kabupaten Pacitan 202,” kata Sahat.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Sebagai pimpinan Dewan dan wakil rakyat dari Pacitan Sahat gembira ada peluang besar mendongkrak ekonomi masyarakat jika museum ini selesai dan jadi destinasi unggulan Pacitan.

Terkait keberadaan dana 9 miliar, wakil rakyat Jatim 3 periode ini menegaskan dana tersebut masih ada dan belum terpakai akibat persoalan waktu penggunaan yang sangat terbatas, “Dana itu ditetapkan lewat PABD Jatim 2020, namun baru cair pada Desember 2020. Sehingga waktunya tidak mencukupi untuk digunakan karena sudah batas akhir penggunaan APBD 2020. Lalu masuklah di APBD Pacitan 2021, yang saat ini belum digunakan,” jelasnya. (Nang/Setya)

Related Posts

1 of 3,049