NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mengatakan isu pelanggaran HAM selalu menjadi alat untuk menyerang Prabowo Subianto di pentas perpolitikan nasional. Paling kentara sejak Prabowo bertarung melawan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
Kondisi tersebut dinilainya membuat Prabowo sudah berpengalaman menghadapi serangan isu pelanggaran HAM. Apalagi, selama lebih dari dua dekade terakhir, tidak ada bukti sah secara fakta dan hukum Prabowo pernah melakukan tindakan pelanggaran HAM.
Baca juga: Persoalkan Kembali Rumor Pelanggaran HAM Prabowo, Kedok Agum Gumelar Semakin Terbuka
Dengan kata lain, isu tersebut cenderung bernuansa fitnah belaka. Celakanya, sebagian masyarakat mempercayainya karena rumor tak benar tersebut selalu diproduksi lawan politik Prabowo.
“Prabowo Subianto sudah berpengalaman diserang isu pelanggaran HAM,” ujar Pigai dikutip dari pernyataannya, Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Namun, kata dia, Prabowo kini mendapatkan momentumnya terkait isu pelanggaran HAM ini. Pasalnya, selama 4 tahun memimpin Indonesia, Jokowi dianggap Pigai gagal menuntaskan sejumlah kasus pelanggaran HAM.
“Jokowi gagal membuktikan janji kampanyenya pada 2014 untuk menuntaskan sejumlah kasus pelanggaran HAM,” kritiknya.
“Anda lihat bagaimana 2014 dan 2009 Prabowo mendapat tekanan bertubi-tubi dari isu HAM, tapi hari ini dia (Prabowo) merasa dirinya pemenang,” sambung Pigai.
Baca juga: Ketika Prabowo Kembali Diserang dengan Isu Pelanggaran HAM 1998
Dia menyebut Prabowo menangi isu pelanggaran HAM akibat kegagagaln Jokowi itu sendiri. Kegagalan Jokowi dalam penuntasan kasus HAM dibuktikan dengan janji kampanye Nawacita yang hanya melibatkan institusi HAM tapi tidak menyelesaikan persoalan HAM.
“Tertulis dalam Nawacita, menggerakkan dan mobilisasi termasuk institusi HAM. Tapi kita tersandera oleh sebuah harapan yang luar biasa ke depan bahwa seluruh persoalan bangsa ini akan diselesaikan, tapi sampai sekarang tidak berhasil,” pungkasnya.
(eda)
Editor: Eriec Dieda