Mancanegara

Diserang AS, Kuba Dukung Venezuela

NUSANTARANEWS.CO, Havana – Kuba mendukung penuh pemilihan di Venezuela sekaligus mengecam tindakan internasional terutama AS yang memberikan sanksi kepada Venezuela. Menurut Kuba, sanksi itu adalah sebuah rencana internasional untuk menekan kehendak rakyat Venezuela.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan keputusannya untuk mengadakan pemilu Majelis Konstituante Nasional pada minggu ini (30/7) dalam upaya untuk mengamandemen konstitusi sebagai langkah terobosan guna mencari solusi perdamaian. Tapi kelompok oposisi menolak solusi tersebut.

“Kuba mencela inisiatif operasi internasional yang diatur dengan sistematis, yang diarahkan Washington untuk membungkam suara rakyat Venezuela,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media pemerintah seperti dikutip Reuters, Selasa (1/7).

AS mengumumkan akan meningkatkan sanksi ekonomi bila Venezuela menyelenggarakan pemilu Majelis Konstituante. Washington berusaha mencegah kelanjutan pemerintahan sayap kiri Maduro dengan mendukung penuh oposisi di Venezuela dan negara-negara yang sejalan dengan AS.

Baca: Krisis Venezuela di Tengah Tekanan Sanksi Ekonomi Amerika

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Pemerintah dari Spanyol, Kanada, Argentina dan Peru bergabung dengan Washington dalam mencela pemungutan suara, yang diboikot oleh oposisi dan dipandang luas sebagai penghinaan terhadap demokrasi.

“Kami tahu persis praktik intervensi ini,” kata pemerintah Kuba.

Amerika Serikat memberlakukan embargo ekonomi yang menghancurkan pulau Karibia setelah revolusi 1959 yang menurut Havana harganya lebih dari $ 100 miliar.

“Mereka berpikir bahwa mereka akan berhasil mewujudkan penyerahan rakyat ke oposisi boneka yang mereka bayarkan,” cetusnya.

Kuba hanya mengatakan bahwa orang-orang Venezuela dapat memutuskan bagaimana mengatasi masalah mereka dan mengulangi solidaritasnya dengan pemerintah mereka.

Venezuela dan Kuba menjadi sekutu dekat pada akhir 1990-an di bawah kepemimpinan Fidel Castro dan muridnya yang lebih muda Hugo Chavez, keduanya sekarang telah meninggal dunia.

Hubungan pribadi dan politik mereka yang erat mengakibatkan bantuan Venezuela yang luas ke pulau Karibia dan strategi bersama untuk mempromosikan kesatuan Amerika Latin melawan pengaruh AS di wilayah ini.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 4