Lintas Nusa

Disdik Sumenep Gagas Wajib Diniyah di 11 Kecamatan

wajib diniyah, kecamatan, disdik, sumenep, nusantaranews
Di Puncak Hari Pendidikan di Kabupaten Sumenep , Disdik Sumenep Gagas Wajib Diniyah di 11 Kecamatan, Senin(20/5/2019). (Foto: M Mahdi/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep mengagas wajib diniyah di 11 Kecamatan. Di berbagai jenjang tingkatan sekolah meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA).

Menurut Bambang Iriyanto Kepala Disdik Sumenep, pelaksanakan wajib diniyah merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang tidak akan menggangu terhadap pelaksanaan kurikulum nasional. Karena pelaksanaan hanya tiga kali tatap muka.

“Dalam pelaksanaan wajib diniyah hanya tiga kali tatap muka dalam seminggu,” jelasnya di Sumenep, Senin (20/5/2019).

Kata Bambang dalam sambutan di puncak hari pendidikan, wajib diniyah dilaksanakan diluar kurikulum nasional dengan tatap muka sebagai berikut. Pertama, dilaksakan tiga kali minimal satu minggu, setiap tatap muka setidaknya dua jam pelajaran. Kedua, dibimbing oleh guru agama atau ustad yang kompeten dibidangnya, atau kerja sama dengan pondok pesantren. Ketiga, wajib diniyah dilaksanakan dengan mengacu pada juknis yang disusun oleh Disdik Sumenep

Sedangkan tingkatan untuk wajib diniyah ula untuk SD, wustha untuk SMP ulya untuk tingkat SMA . Peserta Wajib diniyah sebanyak 7.025 siswa SD di 227 lembaga. 1.074 siswa dari 10 SMPN. Di 11 Kecamatan meliputi Kota, Kalianget, Gapura, Manding, Dasuk Ampunten, Rubaru, Lenteng, Gading, Saronggi dan Bluto.

Baca Juga:  Tradisi Resik Makam: Masyarakat Sumenep Jaga Kebersihan dan Hikmah Spiritual Menyambut Ramadan

“Insyallah tahun pelajaran 2020 wajib diniyah akan dilaksanakan di seluruh kabupaten Sumenep,” jelas mantan Kepala Dinas Cipta Karya itu

Sementara itu, Bupati Sumenep KH Abuya Busyro Karim mengatakan dalam sambutan para orang tua dan guru dapat memberikan pendidikan yang baik untuk anak didiknya, latih siswa untuk bisa bertanggung jawab, sehingga pada dirinya akan terbangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan masa depannya.

“Pendidikan tidak hanya soal prestasi yang diraihnya, akan tetapi dalam pendidikan juga dibutuhkan keberanian, percaya diri dan bertanggung jawab,” jelas suami Nurfitriana itu.

Pewarta: M. Mahdi
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,086