Ekonomi

Disahkannya Alipay Bisa Menjadi Ancaman Kedaulatan Uang Non Tunai Dalam Negeri

Pembayaran Non Tunai Alipay Asal China (Foto via mk.com)
Pembayaran Non Tunai Alipay Asal China (Foto via mk.com)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa waktu lalu Alipay anak perusahaan Alibaba asal China disahkan menjadi alat bayar non tunai di Indonesia. Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan sudah menyediakan beberapa aturan mengenai izin penyedia platform asal Tiongkok tersebut.

“Aturannya sudah ada, nanti aturan QR code ini akan di bawah ketentuan yang ada saat ini bisa berbentuk PADG atau PBI,” kata Onny dikutip dari Kompas.com, Selasa (27/11/2018).

Namun kali ini mereka tidak menggunakan nama Alipay, tetapi DANA. Langkah ini tampaknya dilakukan agar lebih mudah diterima di pasar Indonesia. Selain itu, pihaknya juga telah menggandeng Emtek Group.

Sebelumnya Vice Chairman Alibaba Group, Joe Tsai sendiri sudah mengatakan untuk bisa masuk ke pasar Indonesia pihaknya telah memiliki DANA. “Untuk Alipay, kami juga punya partner yang tempo hari sudah meluncurkan mobile wallet, DANA,” ungkapnya di Shanghai, Senin (12/11/2018).

Baca Juga:
Posisi Jack Ma Sebagai Penasehat e-Commerce Indonesia Dikhawatirkan Picu Konflik Kepentingan
Ngaku Tak Tertarik Akuisisi, Alibaba Gasak MoneyGram

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan OPD Berburu Takjil di Bazar Ramadhan

Dengan disahkan Alipay dinilai akan menjadi ancaman bagi kedaulatan keuangan di Republik Indonesia karena Alipay menjadi eMoney asing pertama yang disetujui pemerintah. Sebelumnya ada eMoney (bank mandiri) Flazz (bank BCA) tapcash (bank BNI) tapcash Tkomsel Paytrends (Ustad Yusuf Mansyur). Yang semuanya bersatus milik dalam negeri.

Karena pemerintah sudah sedemikian open, tampaknya cashless money dalam negeri sudah tak bisa lagi berharap lebih pada regulasi. Jalan satu satunya publik harus cerdas dalam memilih menggunakan cashless money (uang non tunai) yang mana dan seperti apa? Yakni utamakan menggunakan cashless money yang dikeluarkan bank BUMN.

Bisa dibayangkan jika menggunakan cashless money DANA (qq Alipay) maka publik Indonesia harus mendepositkan nilai tertentu (misalnya 100 ribu) ke bank mereka dan uang itu akan mengendap di sana sebelum dipakai pemiliknya.

Baca Juga:
HKTDC Ungkap Isi Pertemuan Jokowi dengan Pelaku Bisnis dan Investor di Hong Kong
Pemerintah Pilih Pengusaha Cina Jadi Penasehat, Pengamat: Orang Kita Percayanya Sama Asing

Baca Juga:  Pengangguran Terbuka di Sumenep Merosot, Kepemimpinan Bupati Fauzi Wongsojudo Berbuah Sukses

Nantinya DANA (qq Alipay) pasti akan bekerjasama dengan toko-toko tertentu dimana jika belanja di toko tersebut dengan kartu DANA, maka akan ada diskon khusus, 40% misalnya.

Jadi tujuan jangka panjangnya bisa bersifat strategis karena masyarakat diarahkan hanya belanja menggunakan kartu DANA ke toko toko yang berafiliasi dengan mereka. Akhirnya arus uang dan arus retail bisa dikendalikan mereka.

Karena itu ke depan sangat penting bagi masyarakat Indonesia dalam memilih kartu non tunai (cashless) yang tepat dan bukan memperkaya bangsa lain.

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,050