Rubrika

Direktur Riset LP3ES Tak Setuju Pemerintah Impor Rektor

Mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kualitas guru dan dosen. Foto: Ilustrasi/Via @Royalty-Free/Corbis
Direktur Riset LP3ES Mengakau Tak Setuju Dengan Kebijakan Pemerintah Impor Rektor. Foto: Ilustrasi/Via @Royalty-Free/Corbis

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Riset LP3ES, Wijayanto mengaku tidak setuju dengan rencana kebijakan pemerintah impor rektor untuk universitas-universitas di Indonesia.

“Saya termasuk yang tidak setuju impor rektor,” kata Wijayanto kepada redaksi NUSANTARANEWS.CO, Sabtu, (3/7/2019).

Dosen Universitas Diponegoro ini menjelaskan upaya impor rektor asing menunjukkan suatu refleksi kebijakan pendidikan yang ingin memburu perbaikan secata instan tanpa mau repot-repot menjalani proses.

Menurut Wijayanto, alasan Mendikti  impor rektor adalah untuk mendongkrak peringkat universitas nasional ke level dunia.

“Padahal pertimbangan peringkat suatu universitas tidak menyebutkan bahwa rektornya harus impor,” tegas Wijayanto.

Menurut dia, untuk memperbaiki kualitas akademis di Indonesia setidaknya ada dua hal yang perlua dilakukan pemerintah. Yakni melakukan perbaikan infrastruktur fisik dan infrastruktur kultural.

“Infrastruktur fisik penting seperti bangunan kampus yang baik dan nyaman, ketersediaan fasilitas belajar mengajar yang memadai: perpustakaan off line dan on line,  laboratorium dan sebagainya,” ungkapnya.

Tanpa hal itu lanjut dia, niscaya akan sulit untuk membangun suasana belajar mengajar yang baik. Maka kata Wijayanto, solusinya memang dengan dana yang cukup untuk pembangunan.

Baca Juga:  Safari Shubuh: Tradisi Penuh Berkah di Mesjid Agung Tgk. Chik Di Pante Geulima Meureudu

Sementara yang kedua adalah memperbaiki infrastruktur kultural. Menurut dia itu jauh lebih sulit.

“Infrastruktur kultural adalah adanya suatu budaya akademik yang kondusif yang memungkinkan tiap civitas akademikanya melakukan riset, seminar, diskusi, publikasi dan semua kegiatan lain untuk reproduksi ilmu pengetahuan,” tandasnya.

Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah melalui Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir mengatakan alasannya mendatangkan rektor asing untuk memacu dosen nasional bersaing dengan tenaga pengajar dari luar negeri.

“Mereka (dosen dalam negeri) tidak pernah di-challenge, tidak pernah dikompetisikan dengan asing, maka tidak bergeliat,” ujarnya di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (2/8).

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 3,050