Hukum
Dinilai Terlibat Korupsi KTP Elektronik, Kompak Desak KPK Tangkap Politisi PDIP
Published
3 years agoon
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Komando Aksi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK) melakukan unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2018).
Dalam aksi tersebut KOMPAK menuntut agar lembaga anti-rasuah itu dapat segera menindaklanjuti fakta persidangan tersangka Setya Novanto soal gelontoran ratusan miliar kepada anggota DPR dalam mega proyek e-KTP.
Koordinator aksi KOMPAK Tubagus Fahmi pada orasinya mengatakan keterlibatan sejumlah anggota DPR periode 2009-2014 pada mega korupsi e-KTP sudah semakin jelas.
Tubagus panggilan akrabnya mengatakan hal itu semakin kuat terlihat saat sidang kasus korupsi e-KTP memasuki pemeriksaan saksi-saksi untuk terdakwa Setya Novanto.
“Pada Senin lalu (22/12) terdakwa kasus e-KTP yang lebih dulu divonis Andi Narogong bersaksi ada fee 10% dari total project e- KTP senilai 5 triliun rupiah untuk diberikan ke eksekutif dan legislatif,” jelas dia.
Komando Aksi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK) melakukan unjuk rasa di depan gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2018) mendesak untuk menangkap politisi yang terlibat korupsi e-KTP. Foto: Ucol Al Ayubbi/NusantaraNews
“Artinya ada total nilainya 500 miliar rupiah yang masing-masing pihak dapat 250 miliar rupiah kepada para anggota DPR ini secara implisit sudah diakui Setya Novanto,” sambung dia dalam orasinya.
Dengan kondisi demikian, KOMPAK berharap agar KPK serius menindak lanjuti fakta persidangan Setya Novanto. KPK juga harus segera mengusut nama-nama anggota DPR yang disebut terima uang mega korupsi e-KTP tanpa pandang bulu.
“Nama-nama seperti Yasona Laoly, Ade Komarudin, Ganjar Pranowo, Teguh Juwarno, Tamsil Linrung, Melchias Mekeng, Olly Dondokambey dan lain-lain harus segera diusut. KPK jangan tebang pilih,” beber dia.
Dia menegaskan jika KPK tidak berani mengusut keterlibatan para nama-nama anggota DPR tersebut maka terbukti KPK telah tebang pilih dan hanya berani kepada Setya Novanto dan takut pada sejumlah nama politisi PDIP yang disebut dalam kasus korupsi e-KTP.
Reporter: Syaefuddin
Editor: Eriec Dieda
You may like
Kompak, Korem dan Kodim Kota Malang Bersatu Gelar Karya Bakti
Gubernur Khofifah Dinilai Belum Berhasil Angkat Kemiskinan di Desa
Politisi PDIP Bagikan 1000 Paket Sembako Untuk Masyarakat Desa
Kasus Pelaporan Pidana Terhadap 3 Pegiat Anti Korupsi, Polisi Diminta Melindungi Mereka
Politisi PDIP Nilai Pemindahan Ibu Kota Negara Langkah Tepat
Roadshow Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi
Terbaru
F-15 Eagle II Pengganti F-5E Tiger II TNI Angkatan Udara
NUSANTARANEWS.CO – F-15 Eagle II pengganti F-5E Tiger II TNI Angkatan Udara. Varian F-15EX yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia kini...
Peduli Masyarakat, Satgas Pamtas Yonif Mekanis 512/QY Bagikan Pakaian
NUSANTARANEWS.CO, Keerom – Peduli masyarakat, Satgas Pamtas Yonif Mekanis 512/QY bagikan pakaian. Kepedulian Satgas Pamtas Yonif Mekanis 512/QY ke masyarakat...
Muspika Darul Kamal Bergotong Royong Bersama Warga
NUSANTARANEWS.CO, Aceh Besar – Muspika Darul Kamal bergotong royong bersama warga. Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan anggota Koramil 20/Darul...
Resep Camilan Berbuka Puasa Agar Tidak Bosan
NUSANTARANEWS.CO – Resep camilan berbuka puasa agar tidak bosan. Di bulan Ramadhan, umat islam wajib menjalani ibadah puasa. Saat berpuasa...
Tak Diminati Milenial di Jatim, Pengamat Sebut Partai Demokrat Harus Kerja Keras
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Tak diminati milenial di Jatim, pengamat sebut Partai Demokrat harus kerja keras. Dipimpin kalangan milenial belum menjamin...
Terpopuler
- Gaya Hidup7 hours ago
Resep Camilan Berbuka Puasa Agar Tidak Bosan
- Gaya Hidup3 days ago
Terseyum Saat Puasa Terapi Bahagia Termurah Sedunia
- Berita Utama6 days ago
MPU Kota Banda Aceh: Pindahkan IPAL dari Makam Raja dan Ulama!
- Berita Utama6 days ago
Bupati Nunukan Dorong Laporan Penggunaan Dana Desa Bersistem Digital