Rubrika

Diduga Ada Kepentingan Tertentu di Balik Hembusan Isu Tsunami di Selatan Pulau Jawa

isu tsunami, selatan pulau jawa, cilacap, nusantaranews
ILUSTRASI – Isu gempa dan tsunami di Selatan Pulau Jawa. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Isu tsunami yang beredar di media sosial telah membuat panik masyarakat yang tingal di selatan Pulau Jawa, termasuk Cilacap.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemudian megimbau masyarakat untuk tidak khawatir dan panik akan isu yang berkaitan dengan gempa dan tsunami. BMKG memastikan belum ada peringatan dini tsunami di perairan selatan Jawa.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMK, Daryono melalui keterangan persnya, Minggu (21/7) kemarin.

Terlepas dari imbauan BMKG, sejumlah pihak menyoroti serius soal isu tsunami tersebut. Ketua DPD Pospera Jateng & Peneliti dan Dosen UNUGHA Cilacap, Priyo Anggoro mengaku heran dengan munculnya isu tsunami dengan skala besar yang akan mengguncang selatan Jawa, terutama di CIlacap dan Yogyakarta.

“Saya menganalisa isu ini, yang bermula dari Widjo Kongko sebagai peneliti Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang mengatakan jika gempa 8.8 Skala Richter terjadi maka akan berdampak tsunami setinggi 20 meter dan akan menyapu sejauh 4 kilometer dari bibir pantai,” ujar Priyo kepada redaksi, Senin (22/7/2019).

Baca Juga:  Harlah Ke-17 PK PMII Pragaan dan BNI Berbagi Kebagiaan kepada Anak Yatim di Bulan Ramadan

“Kemudian isu ini semakin berkembang menjadi viral di media sosial dan media lokal lainnya. Bila kita amati bersama isu, tsunami ini menjadi makanan empuk warga Cilacap. Bahkan, berdampak pada rasa takut yang mendalam. Ada sejumlah warga yang ingin pindah rumah dan bahkan membuat beberapa hari ini menjadi mencekam,” tambahnya.

Priyo menduga, ada yang aneh dari isu tsunami yang dimunculkan ke publik, yang tiba-tiba dihembuskan oleh BPPT lalu kemudian menjadi opini publik yang menggelinding bak bola salju.

“Tak ada alat canggih hingga hari ini yang bisa memprediksi gempa bisa terjadi di dunia. Maka, tak ada yang mampu memprediksi gempa itu kapan terjadi maupun seberapa besar gempa yang akan terjadi,” tuturnya.

Menurutnya, hal yang disampaikan oleh BPPT baru potensi yang sebetulnya bukan hanya wilayah pantai selatan tetapi bila ada gempa yang terjadi dekat pantai. “Artinya, ini baru potensi, bukan prediksi,” cetusnya.

Namun begitu, isu yang beredar malah justru sudah mengarah pada prediksi. “Hal ni malah menjadi lucu. Karena isu ini seumpama ramalan suku maya yang meramal kiamat terjadi pada 2012. Tapi, nyatanya tidak terjadi,” imbuhnya.

Baca Juga:  Transparansi Dana Hibah: Komisi IV DPRD Sumenep Minta Disnaker Selektif dalam Penyaluran Anggaran Rp 4,5 Miliar

Priyo menduga ada permainan dan kepentingan pengusaha-pengusaha dan terutama PLTU Cilacap yang ingin mengembangkan lahan produksinya di Cilacap dan wilayah Yogyakarta untuk lebih mudah dan murah membebaskan lahan.

“Mengapa yang dijadikan isu oleh BPPT sepanjang pantai selatan hanya daerah Cilacap saja? Padahal bibir pantai itu ada Purworejo, Kebumen, hingga Jawa Timur dan lain-lain,” katanya.

“BPPT tidak boleh mengeluarkan potensi bencana secara parsial hanya wilayah tertentu seperti Cilacap saja. Di sini, rilis yang dikeluarkan BPPT juga tanpa berkordinasi dengan BMKG dan BPBD,” sambung dia.

“Untuk itu, kami menghimbau pada masyarakat untuk tidak menghiraukan isu ini. Kita tetap waspada. Tapi tidak harus ketakutan secara berlebihan menghadapi isu ini,” pungkasnya. (mch/eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,050