Politik

Diduga Ada Beban Masa Lalu Oknum Pendukung Jokowi Terkait Penguasaan Lahan

Konstruksi bangunan Kota Meikarta. (Foto: Istimewa)
Konstruksi bangunan Kota Meikarta. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tim Advokasi Indonesia Muda (TAIM) Ali Zubeir Hasibuan menduga ada beban masa lalu yang kelam berkaitan dengan penguasaan lahan yang kemudian dibawa-bawa ke dalam debat calon presiden.

Jika benar demikian, kata Hasibuan, sebaiknya para pendukung capres nomor urut 01 belajar banyak mengenai konsesi lahan kepada menantu Jokowi, Boby Nasution.

 

“Saya kira dalam pemilu presiden kali ini, kita mengadu gagasan untuk membangun masa depan bangsa Indonesia, bukan hanya ingin berkutat pada persoalan masa lalu dan kebencian,” kata Hasibuan saat dikonfirmasi redaksi NUSANTARANEWS.CO, Kamis (21/2/2019).

Baca juga: Kekayaan 4 Orang Indonesia Setara Dengan 100 Juta Penduduk

Baca juga: Tanah Dikuasai Taipan, AEPI: Inilah Pemicu Konflik di Masyarakat

“Bisa ngobrol langsung sama Pak JK, Pak Luhut, Sihar Sitorus dan Pak Erick Tohir yang memiliki pengalaman tentang penguasaan lahan warisan pemerintahan masa lalu atau langsung diskusi sama menantunya Pak Joko Widodo, Mas Boby Nasution yang lahir serta dibesarkan di atas Tanah Ulayat Masyarakat Adat Sumatera Utara,” ungkapnya.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menangi Pilpres Satu Putaran

Saat ini sejumlah pihak ramai-ramai berkomentar terkait lahan HGU milik Prabowo Subianto di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah yang diduga sengaja diekspos berlebihan demi kepentingan sesaat politik Jokowi dan tim suksesnya. Sebagai akibatnya, tudingan Jokowi kepada Prabowo pada debat capres 17 Februari lalu itu menimbulkan opini dan spekulasi sepihak yang bertujuan memojokkan Prabowo.

Sehingga tak heran, tudingan Jokowi itu disebut sebagai upaya menyerang pribadi Prabowo untuk kedua kalinya dalam dua kali ajang debat calon presiden.

Baca juga: Edukator Pertanian Surati Presiden Terkait Penguasaan Lahan oleh Taipan

Baca juga: Tantangan Keadilan Sosial: Kasus Meikarta dan Reklamasi

Padahal, para pendukung Jokowi pun disinyalir memiliki lahan HGU jauh lebih besar dari milik Prabowo. Bedanya, lahan mereka tidak dipersoalkan siapapun, bahkan dari kubu Prabowo sendiri, alih-alih kubu Jokowi.

Hanya, politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono sempat menyebutkan orang-orang di sekitar Jokowi sendiri, termasuk para penyokong dana pemenangan pilpres banyak yang memiliki lahan HGU lebih besar dari yang Prabowo miliki. Jika memang meminta keterbukaan dan transparansi, Arief menantang Jokowi membuka semua lahan HGU milik para penyokong dan pendukungnya itu.

Baca Juga:  Kolaborasi dengan Rumah Sehat Rabu Biru, Titiek Soeharto Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Desa Triharjo

“Nah, Kangmas Joko Widodo sadar enggak sih kalau orang-orang Kangmas dan bohir-bohir Kangmas di pilpres ini juga banyak yang punya lahan HGU yang lebih besar dari Prabowo,” sebutnya. Ayo Kangmas buka nama bohir-bohir Kangmas yang memiliki lahan HGU,” ujar Arief dalam keterangannya.

Oleh karenanya, Hasibuan meminta agar persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masa lalu tidak dijadikan sebagai alat tuding-menuding dalam pilpres.

Sekadar tambahan, Tanah Ulayat adalah tanah bersama milik warga masyarakat hukum adat di daerah setempat. Hak penguasaan atas tanah masyarakat hukum adat dikenal dengan Hak Ulayat.

Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 atau UU Pokok Agraria mengakui adanya Hak Ulayat yang merupakan serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat yang berhubungan dengan tanah yang terletak dalam lingkup wilayahnya.

(adn/eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051