HukumLintas NusaPeristiwa

Diduga 5 Anggota Tur Harley Lakukan Tindak Kekerasan Terhadap 2 Anggota TNI di Bukittinggi

Diduga 5 anggota tur Harley lakukan tindak kekerasan terhadap 2 Anggota TNI di Bukittinggi pada Jum’at lalu (30/10)
Diduga 5 anggota tur Harley lakukan tindak kekerasan terhadap 2 Anggota TNI di Bukittinggi pada Jum’at lalu (30/10)/Foto: youtube.

NUSANTARANEWS.CO, Bukittinggi – Diduga 5 anggota tur Harley lakukan tindak kekerasan terhadap 2 Anggota TNI di Bukittinggi pada Jum’at lalu (30/10). Insiden pengeroyokan terhadap Serda Yusuf dan Serda Mistari yang viral di media sosial tersebut menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Nefra Firdaus bermula saat rombongan Harley Davidson menyalip dua anggota TNI yang tengah berboncengan dengan menggunakan motor matic dengan

Dikatakan Kadispenda bahwa saat rombongan moge mendahului Serda Yusuf dan Serda Mistari terkesan kurang sopan, bermain gas di luar batas wajar,” ujar Nefra dalam keterangan tertulis sebagaimana dilansir Liputan6.com, Sabtu (31/10).

Nefra juga menerangkan bahwa rombongan Harley tersebut sempat terbagi menjadi dua. Satu rombongan telah melewati dua anggota TNI tersebut, dan rombongan lain sedang mengejar karena tertinggal, namun terlihat ugal-ugalan.

Karena berlaku ugal-ugalan, sepeda motor yang dikendarai Serda Yusuf dan Serda Mistari hampir terjatuh, keluar hingga ke bahu jalan. Melihat kelakuan rombongan yang ugal-ugalan, Serda Yusuf lalu mengejar rombongan sampai Simpang Tarok, Bukittinggi.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan BP2MI Tandatangani MoU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Di Simpang tarok, Serda Yusuf menghentikan rombongan dan terjadi cekcok mulut yang berlanjut dengan tindak kekerasan oleh rombongan anggota Harley tersebut.

Menurut Kabid Humas Polda Sumatera Barat Kombes Stefanus Satake, peristiwa tindak kekerasan tersebut terjadi pada Jumat, 30 Oktober 2020 sekitar pukul 16.40 WIB. Kejadian terjadi di depan konter handphone Simpang Tarok, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Kabid Humas Polda Sumbar menrangkan bahwa insiden kekerasan bermula saat rombongan 21 motor Harley dari HOG (Harley Owners Group) Siliwangi Bandung Chapter Indonesia melewati Simpang Tarok, di mana ada 10 anggota rombongannya yang tertinggal.

“10 motor yang tertinggal inilah yang bertemu dengan dua orang anggota Kodim 0304 Agam,” kata Stefanus dalam keterangannya, Sabtu (31/10).

Pihak Kepolisian juga membenarkan bahwa tur motor gede yang dilakukan oleh Harley Owners Groups Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) dipimpin oleh mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago.

Baca Juga:  Mulai Emil Hingga Bayu, Inilah Cawagub Potensial Khofifah Versi ARCI

Semasa berdinas di TNI, Djamari diketahui sempat menyandang sejumlah jabatan penting. Diantaranya seperti Pangkostrad, Wakil KASAD, hingga Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.

Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara menegaskan bahwa penegakan hukum tak akan terhenti meski dalam insiden tersebut melibatkan sejumlah nama-nama besar. Seperti Penasihat Kapolri Jenderal Idham Azis, Muradi yang juga terdaftar sebagai anggota kegiatan touring tersebut. Hanya saja, Muradi belum sempat bergabung dengan rombongan.

Sejauh ini, polisi sudah menjerat lima orang tersangka. Mereka diduga kuat terlibat dalam pengeroyokan dua prajurit TNI di wilayah Bukittinggi, Sumbar pada Jumat lalu.

Dalam perkara ini, para tersangka dijerat pasal 170 KUHPidana Jo pasal 351 KUHPidana tentang penganiayaan. Mereka terancam hukuman pidana selama lima tahun penjara.

Proses hukum terhadap tersangka dilakukan usai pihak kepolisian memeriksa sejumlah saksi, anggota klub, rekaman video saat peristiwa dugaan penganiayaan terjadi, serta alat bukti lainnya. (Red)

Related Posts

1 of 3,049