Dibutuhkan Perubahan Holistik Budaya Keselamatan di Pertamina

Dibutuhkan Perubahan Holistik Budaya Keselamatan di Pertamina
Dibutuhkan perubahan holistik budaya keselamatan di Pertamina/Foto: Irfan Zen (mantan Dupont Sustainable Solution) dan grafik safety

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sebagai bagian integral dari proses keselamatan yang berkesinambungan dalam rangka mengurangi jumlah kecelakaan, maka dibutuhkan perubahan holistik budaya keselamatan di Pertamina.

Pertamina adalah salah satu BUMN terbesar dan andalan dalam pengekspolorasian dan pengilangan minyak untuk kebutuhan nasional. Pada umumnya, umur dari fasilitas pengeboran dan kilang minyak sudah hampir mencapai atau bahkan lewat umur (first life).

Secara umum Pertamina telah melakukan modernisasi dalam peralatan serta mengadopsi sistim HSE yang baik. Tapi kenapa kecelakaan berupa terbakarnya kilang, fatality masih sering terjadi?

Hal ini menjadi tanda tanya besar dan sebenarnya jawabannya adalah sangat sederhana yaitu budaya keselamatan atau safety culture yang tidak melekat secara utuh pada setiap pegawai dari tingkat paling tinggi sampai level pekerja lapangan.

Dalam proses managing suatu asset, tidak terlepas dari 3 aspek yaitu: manusia, process dan tools-nya. Apabila proses telah dibenahi dan tools-nya telah diperbaiki (modernisasi), tapi manusianya masih melakukan tugas secara business as usual maka apabila terjadi kelengahan (human error) maka dengan sendirinya resiko kecelakaan akan meningkat.

Kita tidak bisa menyalahkan alat yang tiba-tiba rusak atau tidak melakukan tugasnya, tetapi bagaimana manusia yang melakukan perawatan peralatan tersebut sesuai dengan technical engineering guidance dan tidak melakukan short cut atau melakukan jalan pintas.

Apabila hal ini dilakukan sekali dan terus berlanjut maka akan terjadi kelengahan yang akan berujung insiden rusaknya alat yang berakibat berhentinya operasi.

Pertamina telah menggunakan auditor safety dan konsultan ternama tetapi kenapa kecelakaan tetap terjadi? Kalau sebagian orang menjawab kita tidak beruntung maka tunggu saja ketidak beruntungan tersebut dapat mengakibatkan accident yang lebih besar dan efek yang lebih luas.

Gambar dibawah menjelaskan tahapan untuk tercapainya sebuah operasi yang aman dan berkesinambungan. Satu faktor yang penting adalah diperlukannya perubahan mindsets dan behaviors yang sudah harus menjadi bagian integral dari proses.

Pendekatan seperti ini sudah diimplementasikan oleh Dupont Sustainable Solutions (DSS), pemilik dan operator dari 250 plants yang berpengalaman dibidang safety.

DSS+ berangkat dari jatuh bangunnya operasi kilang dan berhasil membuat kondisi Dupont yang lebih baik sehingga banyak perusahaan- perusahaan minyak (up/down stream) yang mengadopsi dalam meningkatkan produktifitas dan safety. Perusahaan seperti Shell, BP, Conoco Phillips, Exxon, MEDCO, dan lainya telah mampu menurunkan jumlah accident ke level Zero dengan meningkatkan budaya safety dan perubahan mindsets sebagai bagian dari proses Safety Management mereka.

Tingkat keselamatan yang baik akan membantu perusahaan dalam menjaga keselamatan orang- orangnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktifitas.

Safety Business bukan pekerjaan yang hanya membuat laporan, skoring atau mendapatkan sertifikat, akan tetapi harus dirasakan adanya peningkatan keselamatan yang tinggi.

Demikian juga dalam hal asset integrity, Pertamina harus memulai melakukan audit peralatan secara menyeluruh dan melakukan perawatan tanpa menunda- nunda sesuai standar sehinga resiko kecelakaan dapat ditekan serendah mungkin. (*)

(Ditulis oleh Irfan Zen: Mantan Dupont Sustainable Solution)

Exit mobile version