Hankam

Dibalik Negara Kuat Selalu Ada Industri Pertahanan yang Hebat

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Suatu negara yang kuat akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan industri teknologi pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi negara menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.

Demikian kata Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dalam sebuah tulisannya. Dengan kata lain di balik sebuah negara yang kuat selalu ada industri pertahanan yang hebat.

Maka dari itu, kata Sjafrie perlu dilakukan upaya dalam beberapa hal. Pertama mewajibkan pengguna dalam negeri memakai produksi dalam negeri untuk alutsista dan nonalutsista. TNI dan Polri serta instansi pemerintah lainnya diwajibkan memakai produksi dalam negeri manakala kebutuhan tersebut dapat diproduksi oleh kita sendiri.

Kedua, manakala harus membeli dari luar negeri, maka persyaratannya adalah produksi dalam negeri belum mampu memenuhi spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari pengguna yang perlu teknologi tinggi.

Namun, pembelian dari luar negeri harus ditambah persyaratan transfer teknologi dan offset dari negara pemasok kepada industri pertahanan dalam negeri. Ketiga, pembelian dari luar negeri tidak boleh mendikte secara politik terhadap negara dalam membeli peralatan militer.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Sebagai pembina industri pertahanan, Kemhan berkepentingan memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memasok kebutuhan. Bahkan, Kemhan mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk bisa ekspor produk mereka ke luar negeri.

“Kemampuan industri dalam negeri kita sekarang ini sudah pada tingkat teknologi menengah. Artinya, industri pertahanan kita sudah dapat membuat dan sudah digunakan oleh TNI. Sebagai contoh, alutsista darat buatan PT. Pindad mulai dari pistol dan senjata serbu sampai mortir serta kendaraan tempur roda ban (panser Anoa) sudah mendukung kebutuhan TNI AD. Bahkan, produk PT Pindad itu sekarang sudah berstandardisasi PBB, demikian juga kendaraan taktis pengintainya,” ungkap Sjafrie.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 14