Berita UtamaPolitik

Dianggap Tak Puaskan Jokowi, PAN dan PPP Terancam ‘Ditalak’

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wacana reshufle jilid III yang akan segera digulirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasca gelaran Pilkada DKI, menurut Dosen Fisipol UIN Jakarta Adi Prayitno dilakukan sebagai bentuk  evaluasi loyalitas partai-partai koalisi pemerintah.

Adi Prayitni menulai, ada dua partai yang setidaknya menjadi sorotan tajam Presiden Jokowi yang dianggap tak mampu Puaskan Jokowi secara kinerja. Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Reshuffle jilid III sepertinya akan dilakukan untuk mengevaluasi loyalitas partai-partai koalisi pendukung pemerintah. Pos menteri yang dispekulasikan akan direshufle adalah pos menteri yang dijabat oleh kader PAN dan PPP,” ungkap Adi Prayitno kepada Nusantaranews, Kamis (27/4/2017) di Jakarta.

Simak: Tiga Alasan Jokowi Hendak Reshuffle Pasca Pilkada DKI

Ia menilai PAN dan PPP dianggap tak memiliki loyalitas terhadap pemerintah saat ini. Dugaan tersebut, kata Adi merujuk perbedaan friksi pada gelaran Pilgub DKI beberapa waktu lalu.

“Kedua partai ini dianggap tak loyal ke pemerintah karena beda pilihan dalam Pilkada Jakarta, terutama PAN yang terang-terangan bersebrangan. Sementara PPP nyaris tak punya posisi tawar apapun di pemerintah. Makanya rawan direshuffle menterinya,” ujarnya.

Baca Juga:  Pererat Silaturrahmi, KAHMI Aceh Adakan Buka Puasa Bersama

Oleh karena itu, sambung Adi, reshuffle jilid III akan dilakukan Jokowi karena dua alasan di atas. Yakni demi mengejar target pembangunan serta evalusi terhadap loyalitas partai koalisi.

“Jika melihat polanya, reshuffle sepertinya akan dilakukan pada bulan Juli atau Agustus. Sebab, reshuffle jilid pertama dilakukan pada bulan Juli. Sementara reshuffle jilid II pada Agustus,” paparnya.

Pewarta: Romandhon
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 146