Ekonomi

Diancam Kekeringan 25 Tahun, UEA Bakal Boyong Gunung Es Antartika

MUSANTARANEWS.CO – Uni Emirat Arab (UEA) berencana memboyong gunung es (iceberg) dari Antartika untuk menyediakan air minum bagi jutaan orang di UEA yang tengah menghadapi ancaman kekeringan serius selama 25 tahun ke depan akibat iklimnya yang sangat panas. Dikatakan, satu gunung es bisa memberi cukup bagi satu juta orang selama lima tahun.

Dilansir Daily Mail, sebuah perusahaan di UEA serius dengan rencana tersebut. Mereka akan mengangkut gunung es dari Antartika ke pantai teluk untuk menyediakan miliaran galon air tawar yang nantinya akan disediakan bagi warganya.

National Advisor Bureau Limited, yang berkantor pusat di Masdar City, Abu Dhabi, berencana untuk menghasilkan blok es yang besar dari Pulau Heard, sekitar 600 mil (1000 kilometer) di lepas pantai daratan Antartika. Kemudian akan mengantar mereka sekitar 5.500 mil (8.800 km) ke Fujairah, satu dari tujuh emirat yang membentuk UEA.

Dan rencana itu akan dimulai awal 2018 mendatang. Direktur perusahan tersebut mengatakan bahwa mereka telah menempuh jalur transportasi dan menggunakan simulator guna memeriksa kelayakan skema atau rencana ini. Demikian laporan Gulf News.

“Silmulator kamu memprediksi bahwa akan memakan waktu hingga satu tahun (untuk menarik sebuah gunung es dari Antartika ke UEA. Kami telah merumuskan rencana teknis dan keuangan. Towing adalah metode terbaik. Kami akan memulai proyek ini di awal tahun 2018. Kami menginginkannya, terutama untuk persediaan air,” kata pelaksana Proyek Iceberg UEA, Abdullah Mohammad Sulaiman Al Shehi.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

UEA adalah salah satu negara yang paling gersang dan salah satu dari 10 negara yang paling kekurangan air di dunia, karena iklimnya yang sangat kering, yang menerima curah hujan kurang dari empat inci (100 mm) per tahun. UAE juga dikenal lebih banyak mengkonsumsi air, dua kali lipat dari rata-rata global yang sekaligus menempatkan negara tersebut mengalami risiko kekeringan parah selama 25 tahun ke depan.

Pewarta: Eriec Dieda
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 2