Hankam

Diancam Amerika, Indonesia Malah Negosiasikan Pembelian F-35

Diancam Amerika, Indonesia Malah Negosiasikan Pembelian F-35
Diancam Amerika, Indonesia Malah Negosiasikan Pembelian F-35/Foto: Lockheed Martin F-35B.

NUSANTARANEWS.CO – Diancam Amerika, Indonesia malah negosiasikan pembelian jet tempur F-35 Lightning II Lockheed Martin. Mengutip South China Morning Post pada Sabtu (14/3) mengabarkan bahwa seorang pejabat yang mengetahui masalah ini dan tidak ingin diidentifikasi karena kerahasiaan detil informasi mengatakan bahwa, Washington telah menekan Indonesia agar tidak melanjutkan rencana pengadaan 11 jet tempur Sukhoi Su-35 seharga US$ 1,1 miliar dan dan kapal patroli buatan Cina seharga US$ 200 juta.

Langkah pembatalan kesepakatan itu terjadi setelah para pejabat Amerika Serikat (AS) mengancam bahwa Indonesia dapat terkena sanksi karena berurusan dengan Rusia, demikian pula bila masih melanjutkan perjanjian dengan Cina, kata pejabat itu.

Seperti diketahui, AS terus berupaya mempertahankan hegemoni globalnya dengan menggunakan langkah-langkah ancaman sanksi ekonomi, embargo, bahkan kekuatan militer – untuk menghalangi negara-negara lain berhubungan dengan Rusia dan Cina.

Berdasarkan kesepakatan barter yang diumumkan pada Agustus 2017, Indonesia berencana untuk membeli 11 jet tempur Su-35 Rusia yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu pada Februari 2018.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Belakangan, kesepakatan kelanjutan pembelian pembelian jet tempur canggih tersebut semakin tidak jelas. Bahkan hasil kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Rusia pun tidak ada info yang jelas. Juru bicara Menteri Pertahanan Dahnil Simanjuntak bahkan menolak memberi komentar.

Justru Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva yang memecah kesunyian dengan mengatakan bahwa, “Bukan rahasia bila AS memberi tekanan yang keras terhadap negara-negara yang berniat membeli peralatan pertahanan Rusia,” demikian disampaikan dalam sebuah pernyataan tertulis.

“Tujuannya adalah agar negara-negara ini tetap membeli persenjataan dari AS. Jelas ini adalah persaingan tidak adil yang melanggar aturan dan norma bisnis yang transparan dan sah.”

Masih menurut pejabat terkait yang tidak ingin disebutkan namanya menegaskan bahwa AS telah mendesak semua negara sekutu dan negara mitranya agar tidak melakukan transaksi baru pembelian peralatan militer Rusia untuk menghindari sanksi Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

Terkait dengan itu, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam koordinasi dengan Prabowo, menyimpulkan bahwa kelanjutan pembelian persenjataan Rusia akan membahayakan hubungan perdagangan dengan AS.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Washington memang terang-terangan telah meminta kepada pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan pembelian jet tempur F-16 Block 72 Viper buatan Lockheed Martin Amerika. Namun, Indonesia malah berupaya menegosiasikan pembelian jet tempur Joint Strike Fighter F-35 seperti halnya Angkatan Udara Singapura yang telah disetujui oleh Kongres, tambahnya.

Sebagai catatan, jika Indoneisa membeli jet tempur F-35 tentu akan terjadi loncatan terhadap penguasaan teknologi masa depan, baik para pilot, tim spesialis TNI AU, dan tentu saja industri dirgantara nasional – terutama dalam rangka ToT (Transfer of Technology) program pembuatan jet tempur IF-X generasi kelima.

F-35 adalah jet tempur siluman generasi ke-5 bukan lagi generasi ke-4++. Akan lebih menarik bila Indonesia memiliki varian F-35B yang lepas landas STOVL atau vertikal yang sangat cocok dengan postur negara kepulauan. Siapa tahu? (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049