Di Dublin, Harga Sewa Robot Seks 105 Ribu Dolar Per Jam

Robot Seks atau Boneka Seks. (Foto: Real Love Dolls)

Robot Seks atau Boneka Seks. (Foto: Real Love Dolls)

NUSANTARANEWS.CO – Revolusi seksual tidak sepenuhnya baru. Namun, keterlibatan manusia berhubungan seks dengan robot adalah sebuah fenomena yang mulai populer di sejumlah negara maju kendati keberadaan robot seks sampai saat ini masih menuai kontroversi.

Berhubungan intim dengan robot seks, kata psikolog perilaku Jo Hemmings, akan berbenturan dengan etika dan moralitas manusia, penerimaan masyarakat umum dan bahkan sampai menyangkut tentang perselingkuhan. Maksudnya, berhubungan intim dengan robot boleh jadi dianggap sebagai sebuah tindakan perselingkuhan.

Meski demikian, Hemmings menegaskan orang memang harus mulai siap menghadapi keberadaan robot seks tersebut. “Suka atau tidak, usia robot selalu tampak muda,” kata dia seperti dikutip Sputnik.

Perkembangan robot seks, meski sudah digagas sejak lama, kini mulai menemukan momentumnya. Bulan lalu, terungkap sebuah rumah bordil di Dublin -ibu kota Republik Irlandia- telah memperkenalkan boneka seks. Di sana, para pria harus membayar 105 ribu dolar untuk digunakan selama satu jam. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa boneks seks (robot seks) sudah menjadi daya tarik yang populer.

“Sebenarnya, ini harus didorong karena menghindari pertanyaan tentang eksploitasi manusia di industri seks,” ujar Hemmings.

Hemming akhir September berencana mengangkat isu boneka seks dalam sebuah festival seni dan sains di Skotlandia dengan sebuah presentasi berjudul “Cyborgs, Sexbots and Sexual Intimacy“, dengan tujuan agar orang melek mata menanggapi keberadaan robot seks dan bisa menerima atau bahkan memilikinya.

Namun, satu hal yang dikhawatirkan Hemmings, bahwa pasangan akan memperhitungkan berhubungan intim dengan robot akan dianggap sebagai perselingkuhan.

“Ini adalah hal yang sangat sulit untuk direnungkan. Banyak orang yang tidak setuju dengan saya. Tetapi robot ini menjadi sangat canggih sehingga ada hubungan ahasia yang mengandung unsur seksual. Dan saya pikir, pada waktunya nanti juga akan dianggap sebagai tindakan perselingkuhan,” ucapnya.

Lebih jauh lagi, keberadaan robot seks juga dikhawatirkan Hemmings akan membuat hancurnya jalinan rumah tangga pasangan. “Bukan hanya dianggap pengkhianatan atau perselingkuhan, tapi bisa juga menyebabkan kecemburuan atau kebencian,” cetusnya. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Exit mobile version