Berita UtamaLintas NusaTerbaru

Dewan Jatim Sidak, RPH Kota Surabaya Tolak Potong Ternak dari Daerah Terjangkit PMK

Dewan Jatim sidak, RPH Kota Surabaya tolak potong ternak dari daerah terjangkit PMK.
Dewan Jatim sidak, RPH Kota Surabaya tolak potong ternak dari daerah terjangkit PMK.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah menjangkit hewan ternak di   empat daerah menjadi perhatian serius Komisi B DPRD Jawa Timur. Pasalnya, merebaknya virus tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi jumlah pasokan daging sapi di Jawa Timur.

Sebagai respons cepat akan hal tersebut, anggota Komisi B DPRD Jatim Aghata Retnosari  melakukan sidak dan pengecekan pasokan daging di Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH), Pegirian, Kota Surabaya, Selasa (10/5) malam.

Ia mengaku khawatir wabah PMK yang telah ditemukan di Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto, berpengaruh terhadap kelangkaan daging sapi di Surabaya. Hal ini tentu bakal menyulitkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti pedagang bakso dan sebagainya.

“”Karena itu saya datang ke sini ingin mengetahui bagaimana terkait penanganan, bagaimana wabah PMK tidak menular atau masuk ke RPH ini,” kata dia saat ditemui di sela tinjauan.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Menurutnya, apabila kelangkaan daging sapi itu terjadi, bagi para ibu rumah tangga mungkin masih bisa mencari alternatif lain. Namun, bagi pengusaha UMKM yang memang bahan dasar produknya daging sapi atau kambing, tentu akan mengalami kesulitan. “Nah, sejauh ingin dari pengamatan saya, RPH sudah melakukan beberapa tindakan pencegahan,” ujarnya.

Meski begitu, politisi PDI Perjuangan ini  menegaskan, bahwa penyebaran wabah PMK di empat kabupaten Jatim tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pasalnya, berdasarkan penjelasan dari dokter hewan, persentase virus PMK ini dapat menyebabkan 50 persen kematian pada pedet atau anak sapi. Apabila kemudian anak sapi pasokannya berkurang, otomatis akan berpengaruh pada keberadaan sapi potongnya.

“Kemudian yang dikhawatirkan adalah terjadi kelangkaan daging sapi. Apalagi sebentar lagi menghadapi Hari Raya Idul Adha. Kalau kemudian itu terjadi, maka sapi akan mahal dan pasokannya juga akan menyulitkan masyarakat,” jelas Aghata.

Sementara itu, Rumah Potong Hewan (RPH) kota Surabaya menolak untuk memotong hewan ternak sapi yang berasal darii empat daerah yang mengalami suspect PMK (Penyakit Mulut Kuku). Empat daerah tersebut antara lain Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Hadiri Rembug Stunting dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim

“Ini sebagai upaya pencegahan agar wabah PMK tak masuk RPH dan masuk kota Surabaya,” Dirut Perusahaan Daerah (PD) RPH kota Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho di Surabaya.

Mantan komisioner KPI ini mengatakan untuk mencegah ternak terjangkit PMK di RPH kota Surabaya, pihaknya memberlakukan skrining ketat pada semua hewan ternak yang akan dipotong di RPH yang dikelolanya.

Selain melakukan skrining tersebut, kata mantan reporter daerah televisi nasional ini, pihaknya juga melakukan penyemprotan secara rutin biosafety pada semua kandang ternak yang masuk dari kendaraan. Sebab menurutnya, penularan virus PMK dapat masuk lewat kendaraan maupun hal yang terkait dengan hewan tersebut.

“Di setiap pintu masuk dan kandang RPH semua dilakukan penyemprotan. Hampir setiap hari dilakukan penyemprotan dibeberapa tempat di RPH, karena ketika masuk belum sempat kita disinfektan,” ujarnya. (setya)

Related Posts

No Content Available