Politik

Demokrat Tak Jamin Tito Karnavian Mulus di DPR

Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman/NUSANTARANEWS.CO/Foto: Rere Ardiansah
Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman/NUSANTARANEWS.CO/Foto: Rere Ardiansah

NUSANTARANEWS.CO – Demokrat Tak Jamin Tito Karnavian Mulus di DPR. Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Tito Karnavian diajukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Badroddin Haiti. Pada hari ini, (15/6/2016) Presiden Jokowi telah mengirimkan surat kepada pimpinan DPR untuk meminta persetujuan dan dibenarkan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman.

“Benar pak Presiden Jokowi telah mengirimkan surat, namun saya belum membacanya,” tuturnya usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama KPK di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu, (15/6/2016).

Benny berujar, DPR segera memproses surat tersebut. Rencananya rapat pimpinan (rapim) DPR akan digelar besok, (16/6/2016). Kemudian setelah itu, pembahasan akan dilakukan di Badan Musyawarah (Bamus) dan akan disampaikan dalam Rapat Paripurna sebelum akhirnya diproses di Komisi III untuk menjalani fit and proper test.

“Setelah dilakukan fit and propertes komisi III akan mengambil keputusan, apakah menyetujui atau tidak menyetujui kepitusan dr presiden. Keputusan komisi III, kemudian dimasukan kedalam Rapat Paripurna untuk dapat persetujuan apakah Paripurna menyetujui putusan komisi III atau tidak, setelah disetujui keputusan tersebut akan diberikan ke Pak Presiden (Jokowi) dan kemungkinan keputusan akan dilakukan sebelum lebaran,” ungkapnya.

Baca Juga:  KPU Nunukan Memasuki Hari Terakhir Seleksi Pembentukan Pendaftaran PPK Pada Pemilukada 2024

Diakuinya, Tito Karnavian memenuhi ketentuan untuk menggantikan Badroddin Haiti yakni berbintang tiga. Bahkan jika dilihat dari sisi kemampuan, kecerdasan, intelektualitas dan profesionalitas tidak ada yang meragukan dari Tito. Dia juga memiliki pengalaman yang luas di tingkat nasional maupun internasional.

Namun dari sisi senioritas, Tito dianggap melompati beberapa angkatan. Maka dai itu, perlu dipikirkan bagaimana caranya agar pengangkatan Tito itu tidak menimbulkan gesekan di internal Polri karena banyak yang lebih senior dibandingkan Tito. “Karena, banyak yang lebih senior di Polri yang merasa lebih berpengalaman, lebih senior dan memiliki jaringan politik yang lebih luas juga,” ujarnya.

Belum Tentu Berjalan Mulus

Benny menambahkan bahwa pengajuan Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri merupakan ujian politik solidaritas pertama bagi koalisi baru pemerintah. Sejauh mana partai-partai yang selama ini menyatakan mendikung presiden untuk lebih kentara dalam mendukung pemerintahan Jokowi.

Maka dari itu, Benny tidak dapat menjamin proses di DPR berjalan mulus karena masing-masing anggota Komisi III memiliki partai politik dan pasti hal itu akan didiskusikan di internal dengan pimpinan parpolnya. “Kalau Demokrat sendiri, prinsipnya kalau ini memang yang terbaik untuk rakyat Indonesia, penegakan hukum, keadilan, dan ketertiban masyarakat ya tentu mendukung,” tutup Benny.

Baca Juga:  Puluhan Mahasiswa di Nunukan Deklarasikan Generasi Andi Sulaiman (GAS)

Beberapa minggu terakhir memang ada enam nama jenderal bintang tiga yang disebut-sebut berpeluang mengisi kursi Kapolri. Keenam orang tersebut yakni, Wakil Kapolri Komjen Budi Gunawan, Inspektur Pengawas Umum Komjen Dwi Priyatno, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komjen Putut Eko Bayuseno, Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komjen Syafruddin, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso, dan Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional Komjen Suhardi Alius. Sebelum diajukan menjadi calon tunggal oleh presiden, nama Tito sebelumnya tak masuk radar karena masih dianggap masih sangat junior.

Tito Karnavian merupakan mantan Kapolda Metro Jaya. Belum setahun menjabat Kapolda, Tito mendapat promosi dan ditunjuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Bersinggungan dengan terorisme bukanlah hal baru bagi Tito. Ia sempat bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top. Ia didapuk menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri karena prestasinya itu.

Prestasi lain Tito juga tak bisa dipandang sebelah mata. Tito menjadi lulusan Akpol 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga. Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk. (Restu)

Related Posts

1 of 3,110