NUSANTARANEWS.CO – Demo 4 November sesuai jadwal berjalan dengan aman, tertib dan damai. Namun, peristiwa bentrokan dan kericuhan terjadi di sela-sela sebagian massa aksi pada pulang ke daerahnya masing-masing.
Kericuhan terjadi diduga lantaran beberapa massa aksi tidak puas terhadap sikap Presiden Joko Widodo yang tidak menemui perwakilan massa unjuk rasa untuk berdialog dengan Presiden di Istana. Sementara dugaan lain menyebutkan bahwa bentrok terjadi karena dipicu oleh adanya provokosi terhadap massa aksi yang masih bertahan di sekitar Istana Kepresidenan.
Atas kejadian tersebut, Komunitas Satu Arah Tujuan Republik Indonesia Abadi (KSATRIA) sebagai wadah juang generasi muda Indonesia dalam bergiat mengisi Kemerdekaan Indonesia bersama seluruh komonen bangsa guna menjaga keutuhan NKRI menyatakan keharuan atas kedewasaan peserta aksi unjuk rasa Jihad konstitusi yang berjalan damai dan aman, hingga pukul 18.00 WIB.
“Itu adalah bukti kedewasaan bangsa ini dalam menjujung tinggi Pancasila di tanah air. Untuk itu KSATRIA memberikan apresiasi untuk para penyelenggara aksi damai, kepada aparat TNI-Polri, yang didukung oleh jajaran Satpol PP dan relawan pendukung aksi konstitusi,” kata Ketua Umum Ksatria, Timotheus Bryan dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (5/11).
Labih lanjut Timotheus berkata bahwa, Ksatria mengucapkan apresisasi setinggi-tingginya kepada para ulama dan tokoh agama Indonesia yang berperan aktif dalam terselenggaranya dan terciptanya aksi yang damai dan aman. Ksatria juga mengapresiasi media massa yang mampu mewartakan secara objektif dan berimbang serta menghindari bentuk-bentuk yang mengarah kepada aksi pemberitaan yang provokatif.
“Semoga pers kita benar-benar menegakkan prinsip jurnalis yang berkualitas sesuai dengan kode etik,” ujarnya.
Selain itu, Ksatria turut memberikan apresiasi kepada masyarakat umum yang turut memberikan toleransi sehingga mengorbankan segala bentuk aktivitas demi kepentingan bangsa dan Negara. Selanjutnya, Ksatria mengimbau kepada Presiden Joko Widodo beserta segenap jajaran pemerintah terkait untuk segera menyikapi unjuk rasa damai sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia demi menjamin kepastian hukum dan menegakkan keadilan bagi masyarakat.
Sementara Sekretaris Umum Ksatria, Meini Cosang menyatakan bahwa, Ksatria juga mencatat dan menyesalkan adanya upaya provokasi yang memancing kericuhan. “Sehingga bisa merusak citra Islam sebagai agama damai yang sejuk,” ujarnya.
Karena itulah, lanjut Meini, Ksatria melihat aksi anarkis setelah pukul 18.00 WIB, tidak ada kaitannya dengan aksi damai Jihad Konstitusi hari ini.
“Atas segala bentuk kericuhan yang terjadi, Ksatria yakin, hal ini dapat diatasi secara professional. Dan atas dasar ini, Ksatria menolak segala bentuk kericuhan yang menimbulkan konflik sosial dan menyerahkan hal tersebut kepada aparat penegak hukum,” tandasnya. (Kiana/Dila)