Lintas NusaPolitik

Demi Kedaulatan NKRI, Para Kades di Wilayah OBP Lumbis Ogong Mengadu Ke Istana.

Saat Audinesi di Istana/Foto Nusantaranews
Saat Audinesi di Istana/Foto Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Perwakilan 21 Kepala Desa dari wilayah OBP (outstanding boundary problem) seluas 154.000 Hektar Patok B2700-B3100 Sei Simantipal-Sei Sinapad, Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan berkunjung ke Istana, Jakarta, Senin (19/9). Hadir bersamanya sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Nunukan dan Anggota DPRD Provinsi Kaltara, Tokoh Adat dan Aktivis Perbatasan. Rombongan diterima oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Wandy N Tuturoong.

Perwakilan Rombongan menyampaikan kepada Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, bahwa maksud kunjungan mereka ke Istana untuk menegaskan, seberapapun kuatnya intervensi psikis dari negeri tetangga Malaysia, rasa nasionalis warga disana tak kan tergadai.

“Selama ini memang banyak warga yang mempunyai kewarganegaraan ganda atau memiliki KTP Indonesia dan juga mempunyai IC (identity cart) Malaysia. ” ungkap salah seorang Kepala Desa, Pelipus Aju.

Namun, itu dilakukan warga dengan terpaksa. Sebab untuk keperluan pengobatan, secara geografis wilayah Kota-Kota di Malaysia seperti Kinokot, Keningau, Nabawan dan Kota Kinabalu tergolong dekat untuk dijangkau daripada berobat ke Rumah Sakit di Kota Nunukan dan Malinau, dimana harus ditempuh dengan perjalanan sekitar 5-6 Jam melalui Sungai.

Baca Juga:  Dukung Di Munas Golkar 2024, Satkar Ulama Jawa Timur Beber Dukungan Untuk Airlangga

“Yang kami inginkan, Pemerintah dapat mendekatkan pelayanan baik ekonomi dan pelayanan publik. Sehingga warga kami tidak lagi mengandalkan pengobatan dan pelayanan kesejahteraan lainnya dari Malaysia,” ucap Aju penuh harap.

Anggota DPRD Karel Sompoton menyatakan, Sei Simantipal-Sei Sinapad jangan sampai bernasib sama seperti Ligitan-Simpadan yang lepas dari wilayah NKRI karena kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang bermukim di wilayah OBP.

“Pemerintah harus cepat tanggap menyikapi hal yang terjadi di Wilayah kami. Jangan sampai perundingan antara RI-Malaysia tentang wilayah sengketa Lumbis Ogong ini akan dimenangkan Malaysia, karena minimnya pembangunan dan pelayanan publik untuk warga kami. Salah satu solusi yang kami tawarkan adalah melalui pendekatan pelayanan ekonomi dengan pembentukan DOB (Daerah Otonomi Baru) Kabudaya,” papar Karel yang juga Putra Asli dari wilayah OBP.

Mendengar suara mereka, Wandy N Tuturoong mengapresiasi warga di perbatasan Lumbis Ogong yang tetap teguh mempertahankan nasionalismenya meski harus mempertaruhkan kenyamanan hidupnya dengan tetap setia menjadi Warga Negara Indonesia.

Baca Juga:  Transparansi Dana Hibah: Komisi IV DPRD Sumenep Minta Disnaker Selektif dalam Penyaluran Anggaran Rp 4,5 Miliar

“Saya kagum dan bangga dengan rasa cinta tanah air saudara-saudara kita di wilayah OBP Sei Simantipal–Sei Sinapad. Saya apresiasi setinggi-tingginya dan seharusnya ini bisa menjadi contoh generasi muda dalam menumbuhkan semangat nasionalisme. Dan mengenai tuntutan masyarakat di 6 Kecamatan yang menghendaki pembentukan DOB, saya akan sampaikan ke pihak-pihak terkait yang berkompeten menangani hal ini,” kata Wandy.

Di kesempatan yang sama, aktivis perbatasan yang mendampingi rombongan, Eddy Santry, mengungkapkan bahwa dirinya justru khawatir jika pemerintah tidak segera mengambil sikap, maka lambat laun ketergantungan warga pada pelayanan Malaysia akan terjadi.

“Saat ini negara tetangga sibuk dengan pembangunan insfratrutur dan pelayanan publik lainya tepat di bibir tapal batas negaranya. Ini akan semakin merangsang masyarakat Lumbis Ogong agar bergantung pada Malaysia jika Pemerintah tidak juga segera mengambil sikap. Saya rasa pembentukan DOB Kabudaya seperti yang diinginkan masyarakat disana itu solusi yang sangat realitis dan ini juga mempertegas dari Nawacita,” paparnya. (Sule/Red02)

Related Posts

1 of 5