Puisi

Debu Berterimakasihlah

Puisi Abdul Wachid B.S.
Debu

di sebuah kebun apel
kau aku saksikan :

sezarah tanah yang
kau sebut debu itu
diterbangkan oleh angin
barangkali ia bagian dari
tubuh kau aku yang
diurai oleh pergantian musim

debu kau aku itu bukanlah abu
upacara pembakaran
lantaran tidak pernah dituliskan
dalam qalamullah;
tubuh kembali terpaksa
kepada tanah sebagai abu sisa

tubuh debu kau aku itu
terus bertebaran
mengisi ruang waktu
menarinari dari pagi ke senja
hingga kiamat tiba

sedang ruh debu kau aku itu
dalam sujud panjang yang
tidak mau berhenti
hingga kelak peniup sangkakala

hembuskan kembali
ke kehidupan abadi

Yogyakarta, 14 Februari 2014
Berterimakasihlah

berterimakasihlah kepada bangun tidur yang
memberi mimpi dan impian
kesadaran pertama adalah bercermin
bersedekah kepada diri dengan senyuman
setiap pandang menjadi syukur

menjelma syu’ur getargetar kalbu yang
menjadi rindu kepada manusia
kepada nafas yang masih berjaga jiwa
hingga kau masih melihatku
mendengar parau suaraku di pagi ini

berterimakasihlah kepada darah yang
masih mengalir lancar memberi
energi kepada syarafsyaraf
dari ujung kaki hingga kepala
berjalan di tanah dengan wajah
tunduk dan hanya bergantung kepada
hyang

berterimakasihlah kepada tangantangan yang
masih memberi
setiap kebaikan
kauaku berterima karena
setiap kebaikan
menghadirkan kebaikan yang
panjang yang meluas yang
sebagai tangannya merengkuh
langit dan bumi dengan
cinta dan kasihsayang yang
tidak berkesudahan

berterimakasihlah kepadamu yang
masih memberi hati
hingga hilang segala dan semua syarat
kecuali
cinta

Yogyakarta, 18 Mei 2014

Abdul Wachid B.S., lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Achid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan sekarang sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.

Buku-buku karya Achid : (1) Buku puisi, Rumah Cahaya(1995). (2) Buku esai, Sastra Melawan Slogan (2000). (3) Buku kajian sastra, Religiositas Alam : dari Surealisme ke Spiritualisme D. Zawawi Imron (2002). (4) Buku puisi, Ijinkan Aku Mencintaimu (2002). (5) Buku puisi, Tunjammu Kekasih (2003). (6) Buku puisi, Beribu Rindu Kekasihku (2004). (7) Buku kajian sastra, Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). (8) Buku esai, Sastra Pencerahan (2005). (9) Buku kajian sastra dan tasawuf, Gandrung Cinta (2008). (10) Buku kajian sastra, Analisis Struktural Semiotik: Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron(2009). (11) Buku puisi, Yang (2011). (12) Buku puisi, Kepayang (2012). (13) Buku puisi, Hyang (2014).

Related Posts

1 of 127