Politik

Debat Pilpres Kedua, Capres Sebaiknya Prioritaskan Pencerahan Kepada Masyarakat

Kedua Capres-Cawapres berpelukan usai memberikan kata penutup di akhir debat perdana. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)
Kedua Capres-Cawapres berpelukan usai memberikan kata penutup di akhir debat perdana. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTATANEWS.CO, Jakarta – Debat Pilpres putaran kedua akan dilaksanakan pada 17 Februari 2019. Tema yang diangkat terbilang berat namun menarik, menyorot seputar energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Dari kacamata politik debat merupakan ajang menggaet pemilih. Akan tetapi ada yang lebih penting dari sekadar menggaet pemilih, yakni menjadikan debat sebagai ajang Pencerahan kepada Masyarakat.

Baca Juga:

Koordinator Presidium Demokrasiana Institute, Zaenal Abidin Riam, menilai debat yang mencerahkan untuk masyarakat sangat dipengaruhi oleh akurasi data dan manajemen ego dari Capres.

“Harusnya debat kali ini bisa jadi ajang Pencerahan bagi masyarakat, sajikan data akurat, bukan didominasi retorika, ego juga perlu dimenej, saling serang harus tapi jangan membabi buta, Dengan begitu debat akan jadi tontonan mencerdaskan” jelasnya di Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca Juga:  WaKil Bupati Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Tahun 2024 Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik

Menurut Enal, debat yang memprioritaskan Pencerahan memungkinkan masyarakat mampu memutuskan secara cerdas pilihannya.

“Bagi para masyarakat yang belum menentukan pilihan, dan itu jumlahnya cukup besar, akan menjadikan debat sebagai referensi menjatuhkan pilihan, bila debatnya berbasis pencerahan maka mereka akan menjatuhkan pilihan dengan cara dan alasan yang cerdas, jadi manfaat mendidik pemilih terlihat” urainya.

Kedua Capres perlu berpikir jauh kedepan dengan mengutamakan pembangunan demokrasi keindonesiaan yang sehat melalui panggung debat.

“Bila berpikir pendek maka orientasinya pasti terbatas di 17 April, sehingga semua cara akan ditempuh menyerang lawan walaupun terkesan tidak mendidik, namun bila berpikir jangka panjang maka pasti akan memahami bahwa debat merupakan episode penting dalam Pemilu, sementara kualitas Pemilu mencerminkan sejauh mana demokrasi keindonesiaan bisa terwujud, maka hidupkanlah debat dengan diksi mencerahkan,” tutupnya.

Simak:

Baca Juga:  Pemdes Pragaan Daya Membuat Terobosan Baru: Pengurusan KTP dan KK Kini Bisa Dilakukan di Balai Desa

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,147