Budaya / SeniPuisi

Dari LP Cipinang ke Pondok Bambu

Puisi Sus S. Hardjono
DARI LP CIPINANG KE PONDOK BAMBU

Dari gelapnya ruang pengab
Dimana Indonesia adalah udara bebas
Dengan negeri awan berbaris baris
Tempat burung burung terbang bebas

Maka , jangan tetesi merah darahmu
Putih benderamu biarkan berkibar di angkasa biru
Tahta dan jabatan , kursi dan perempuan
Bukan disana tempatnya

Jangan koyak moyak demi kekuasaan
Yang kalah akan tetap mendekam di penjara
Begitu pengab dan asing
Begitu gelap dan dingin

Maka jangan sekali kali nodai tangan lembutmu
Dengan kata pungli, korupsi dan tanda tangan palsu
Indonesia bukan kue untuk rebutan mega proyekmu

Jangan nodai kesucianmu dengan mimpi mimpi sesaat
Penggoda iman sang maha syahwat
Kedudukan dan pangkat hanya amanat
Titipan yang harus dibuat berkat
Bukan laknat
Kalau engkau belum merasakan kutukan paling hebat

Penjara seumur hidup begitu hitam kelam
Emansipasi dan perjuangan yang kau nodai
Matamu tetaplah bening sebening mata air
Menjadi pengayom pelindung yang teduh
Jika ibarat pohon jatuh ke barat menaungi yang barat
Jika condong ke timur melindungi timur
Jika mangklung ke selatan menanungi selatan
Jika arah utara memberi teduh utama

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Dimana mana member menebar biji manfaat
Maka pesan singkat pandanglah Indonesia
Tanah surga yang harus kau rawat dan jaga
Dengan sepenuh jiwa raga
Seperti ibu menjagamu seperti ibu melindungimu

Sragen, 2017

Sus S. Hardjono lahir 5 Nopember l969 di Sragen. Sejak tahun 1990-an aktif menulis puisi, geguritan, cerpen dan novel. Puisinya tersiar di berbagai media seperti Bernas, Kedaulatan Rakyat, Pelopor Jogya, Merapi, Solo Pos, Joglosemar, Suara Merdeka, Wawasan, Swadesi, Radar Surabayam, Minggu Pagi, Cempaka Minggu Ini, dll.  Selain itu, puisi-puisinya juga termaktub di lebih 50 buku antologi puisi bersama. Novelnya yang sudah terbit “Sekar Jagat” dan sekarang menulis novel keduanya yang berjudul “Pengakuan Mendut” dan novel ketiganya “Surga Yang Hilang”.

Ia pernah bergabung dalam Kelompok Teater Peron FKIP, majalah kampus Motivasi, berbagai komunitas di Sragen, APPS (Aliansi Peduli Perempuan Sukowati), YIS Solo (Yayasan Indonesia Seejahtera), Yayasan Darmakumara Solo (Yayasan Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan Jawa), KPPS, Mansaceria , Teater Gatra. Kini sebagai Pegajar di MAN I Sragen ia juga mengelola majalah pendidikan dan aktif wartawan pendidikan di Kemenang (Kankemenag Sragen dan Kanwil Jateng). Sebagai penyair, ia sering membacakan puisi-puisinya di berbagai acara kesusastraan di Sragen.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 185