Rubrika

Dari Hari Jadi Sumenep ke Hari Deklarasi Mahasiswa Sumenep Jakarta

Penyerahan kenang-kenangan dari panitia acara Deklarasi IMSJ kepada salah satu narasumber, Sastrawan asal Madura, Mahwi Air Tawar. (FOTO: Dok. IMSJ/Hy)
Penyerahan kenang-kenangan dari panitia acara Deklarasi IMSJ kepada salah satu narasumber, Sastrawan asal Madura, Mahwi Air Tawar. (FOTO: Dok. IMSJ/Hy)

NUSANTARANEWS.CO, Ciputat – Ikatan Mahasiswa Sumenep Jakarta mendeklarasikan keberadaannya, pada Ahad (28/10/2018). Dihadiri oleh kurang lebih 100 Mahasiswa Sumenep yang sedang menempuh studi di Jakarta dan sekitarnya, acara dekarari sukses dan meriah.

Deklarasi sengaja diformat dalam acara dialog kebudayaan. Harapannya mampu menjadi media kontrol dan sumbangsih pemikiran terhadap keberadaan Sumenep yang mulai kehilangan eksistensinya sebagai kota yang religius dan kental dengan budaya.

“Ini adalah kesadaran yang mesti diapresiasi baik oleh semua pihak, sebab keberadaan mahasiswa Sumenep yang belajar keluar daerah merupakan sebuah harapan besar untuk kemajuan dan perkembangan Sumenep di masa yang akan datang, selamat Sumenep!” kata Zaynul Faiz selaku ketua terpilih IMS Jakarta dalam sambutannya.

Hadir sebagai narasumber dialog Kebudayaan seperti Ahmad Juhairi (Dosen UNISMA Malang) dan Mahwi Air Tawar (Sastrawan dan Budayawan muda asal Madura).

Mahwi berharap perkumpulan ini bisa menjadi rumah bersama bagi pelajar Sumenep yang ada di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Sehingga dimungkinkan terjadi dialog dan upaya bersama menggali kebudayaan dan mengembangkan Sumenep.

Baca Juga:  PPWI Adakan Kunjungan Kehormatan ke Duta Besar Maroko

“Ikatan Mahasiswa Sumenep (IMSJ) Jakarta bisa menjadi rumah berkumpul mahasiswa Sumenep yang yang sedang menempuh studi di Jakarta dan terus melaksanakan kajian dan melestarikan budaya dan tradisi yang sudah menjadi ruh dari Sumenep sendiri,” kata penulis buku kumpulan cerpen “Blater” dan “Karapan Laut” itu.

Dalam sesi yang lain Ahmad Juhairi menyampaikan agar mahasiswa mampu merealisasikan pengetahuan dan pengalamannya selama merantau di luar daerah di kotanya sendiri.
“Sebab mengabdi kepada tempat kelahiran adalah bentuk peduli nyata kita terhadap tempat kelahiran,” kata Juhairi. (hy)

Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,148