Berita UtamaFeatured

DARE: Mesin Pendeteksi Kebohongan Pada Ekspresi Wajah

NUSANTARANEWS.CO – Salah tuduh dan dipenjara karena kejahatan yang tidak pernah dilakukan kerap mewarnai keputusan sidang pengadilan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Maka untuk menghindari hal tersebut, kini dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) para ilmuwan telah dapat mengembangkan sistem pendeteksi kebohongan pada ekspresi wajah.

Para periset berharap sistem pendeteksi kebohongan mereka yang disebut Deception Analysis and Reasoning Engine (DARE) dapat digunakan di ruang sidang untuk mengetahui apakah seseorang mengatakan yang sebenarnya atau tidak.

Mesin itu telah dikembangkan oleh para periset dari University of Maryland dan perguruan tinggi Dartmouth yang melatih sistem tersebut dengan menggunakan video orang-orang di pengadilan.

Dalam studi mereka yang dipublikasikan di situs Perpustakaan Cornell University, para periset yang dipimpin oleh Dr Zhe Wu, mengatakan: “Di sisi penglihatan, sistem kami menggunakan pengklasifikasi yang dilatih pada fitur video tingkat rendah yang memprediksi ekspresi mikro manusia.”

Tim melatih sistem untuk mengenali ekspresi mikro yang terkait dengan kebohongan, ini meliputi: mengerutkan kening, mengangkat alis, sudut bibir berputar, bibir menonjol dan bergantian.

Baca Juga:  Polisi Pamekasan dan LSM Gapura Door To Door Berbagi Bansos Menjelang Bulan Puasa

Setelah menonton 15 video di ruang sidang, sistem AI berhasil mendeteksi jika ada yang berbohong.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DARE dapat secara akurat menemukan 92 persen ekspresi mikro.

Untuk membandingkan seberapa efektif DARE, peneliti memberikan tugas yang sama kepada penilai manusia.

Peneliti menyimpulkan bahwa DARE memiliki kemampuan lebih baik di banding manusia dalam mendeteksi seseorang yang berbohong.

Mereka mengatakan: “Sistem penglihatan kami, yang menggunakan fitur visual tingkat tinggi dan rendah, secara signifikan lebih baik dalam memprediksi penipuan dibandingkan dengan manusia.”

Hasilnya juga menyarankan agar DARE bisa lebih efektif lagi jika sistem diberi lebih banyak informasi.

Periset mengatakan: “Ketika informasi komplementer dari audio dan transkrip tersedia, maka deteksi prediksi penipuan dapat ditingkatkan lebih lanjut. (Aya)

Related Posts