Khazanah

Dakwah Somad Ditolak, PBNU: Dakwah Harus Lemah Lembut dan Bijaksana

Cak Imin atau Ahmad Muhaimin Iskandar yang digadang-gadang menjadi Cawapres 2019 bersama Penceramah kondang Ust Abdul Somad di Salo, Kampar, Riau, Selasa (14/7/2017). Foto: Dok. Kabar Cak Imin/ NusantaraNews
Cak Imin atau Ahmad Muhaimin Iskandar yang digadang-gadang menjadi Cawapres 2019 bersama Penceramah kondang Ust Abdul Somad di Salo, Kampar, Riau, Selasa (14/7/2017). Foto: Dok. Kabar Cak Imin/ NusantaraNews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Pengurus Harian PBNU Robikin Emhas angkat suara terkait aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad yang kabarnya ditolak di sejumlah daerah.

Menurut Robikin, aktivitas dakwah perlu memperhatikan kaidah dan etika dakwah. “Yakni, dilakukan dengan lemah lembut dan bijaksana dengan mempertimbangkan kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat,” kata Robikin melalui keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (4/9/2018).

Baca juga: Imam di Amerika Serikat: Magnet Ustadz Abdul Somad Berada di Luar Batas Pemikiran Rasional

Dia menjelaskan, dakwah merupakan suatu aktivitas untuk mengajak manusia agar mengenal Tuhan dengan baik, sehingga dapat membangun hubungan secara vertikal dengan benar dan baik.

Dari hubungan vertikal yang benar dan baik itu diharapkan manusia akan sanggup membangun hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. Bahkan dimungkinkan memiliki kesanggupan mengamban amanah sebagai khalifah di muka bumi. Harapannya, kehidupan akan berjalan harmoni dan beradab.

“Dalam bingkai keindonesiaan, selayaknya materi dakwah yang disampaikan juga dapat memupuk dan menumbuh-suburkan semangat nasionalisme,” terangnya.

Baca Juga:  Ketua Lembaga Dakwah PCNU Sumenep Bahas Tradisi Unik Penduduk Indonesia saat Bulan Puasa

Baca juga: OIAA Indonesia: Penolakan dan Intimidasi Terhadap Ustadz Somad Tidak Berdasar

“Saya berharap, jika di masyarakat didapati perbedaan pendapat mengenai aktivitas dakwah, selesaikan dengan musyawarah. Hindarkan penggunaan kekerasan dalam mengelola perbedaan,” tambah Robikin.

“Harus diingat, andai ada yang merasa tidak dapat dipersatukan oleh semangat nasionalisme dan agama yang sama misalnya, toh kita tetap saja bersaudara. Saudara sesama manusia. Bukankah kita adalah segaris seketurunan dari Adam?,” jelas Robikin lagi.

Baca juga: Fahri Hamzah: Ustadz Abdul Somad adalah Jangkar NKRI

Seperti diketahui, Ustadz Abdul Somad (UAS) yang dijadwalkan melakukan serangkaian dakwah di sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk di kota Malang, pada 2 September 2018 terpaksa membatalkan agenda tersebut. Pembatalan ini tak lepas dari adanya aksi penolakan dan intimidasi terhadap Ustadz Somad menjelang hari pelaksanaan kegiatan dakwah disertai dengan berbagai tuduhan yang tidak benar. (eda/edd)

Editor: M Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,066