Politik

Coba-coba Mengudara di Atas Natuna, Malaysia Akhirnya Minta Maaf!

NUSANTARANEWS.CO – Coba-coba Mengudara di Atas Natuna, Malaysia Akhirnya Minta Maaf!. Insiden pengusiran pesawat tempur Malaysia C-130 Hercules oleh dua pesawat tempur F-16 TNI AU di atas Natuna, Sabtu (25/6) membuat Malaysia minta maaf. Sebelum Malaysia minta maaf, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Wieko Syofyan, menghendaki adanya koordinasi dan konsultasi antara pemerintah Indonesia dan Malaysia terkait batas-batas wilayah udara yang boleh dilintasi pesawat kedua negara.

Terkait insiden pengusiran tersebut (baca: Tidak Hanya China, Malaysia pun Recoki Natuna), menurut Wieko, sempat disangkal oleh pemerintah Malaysia, yang mana menurut mereka pesawat tempurnya masih dalam kawasan Malaysia alias tidak melanggar wilayah udara Indonesia di atas Natuna.

(Lihat: Menhan Malaysia: Mega 207 Tidak Dicegat Oleh TNI AU)

Supaya perbedaan pendapat kedua negara ini tidak berlanjut dalam kesalah-pahaman, Wieko bersaran supaya kedua belah pihak segera duduk bersama membicarakan persoalan batas-batas wilayah di atas Natuna.

Baca Juga:  Ketua DPRD Nunukan Gelar Reses Dengan Para Pedagang di Pasar Yamaker

“Karena sebenarnya, aturan yang mengikat tentang ijin lintas bagi pesawat negara di atas Natuna sudah tertuang dalam perjanjian bilateral 1982 tentang Rezim Hukum Negara Nusantara dan Hak-Hak Malaysia di ruang udara di atas laut teritorial perairan Nusantara dan wilayah Republik Indonesia antara Malaysia Timur dan Malaysia Barat,” terangnya di kantornya, Selasa (28/6).

Berdasarkan pandangan tersebut dan fakta yang dikeluarkan radar TNI AU, Satuan Radar 212 Ranai dan Satrad 213 Tanjung Pinang, TNI AU menilai penerbangan pesawat C-130 Hercules dapat dianggap sebagai pelanggaran udara. Sehingga insiden pengusiran pan dilakukan.

Terpisah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pun angkat bicara, bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah Malaysia yang diwakili Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein. Dalam koordinasi yang berlangung, lanjutnya, Malaysia menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah Indonesia atas terjadinya insiden tersebut. Hal ini disampaikan Ryamizard di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa.

Ryamizard pun meminta TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara memperkuat koordinasi dengan negara-negara sahabat sebagai antisipasi supaya insiden serupa tidak terjadi lagi. Ia juga menilai bahwa perlunya ada koordinasi antar negara demi terpeliharanya hubungan baik antara negara, baik antara Indonesia dan Malaysia maupun dengan negara-negara tetangga lainnya.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

“Kalau koordinasi seperti saya ini kan enak, tinggal telepon Menhan Malaysia, Singapura, Brunei,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Ryamizard menceritakan hubungan perhasabatan dan kedekatan antara dirinya dengan Meteri Pertahanan Malaysia. Tanpa tedeng aling-aling Ryamizard mengkisahkan percakapan keduanya via telepon bahkan di-loudspeaker supaya para pasukan Malaysia dapat bertukar salam. Atas jalinan keakraban kedua menteri pertahanan ini, Ryamizard berhadap koordinsai semacam itu juga dilakukan oleh para jajaran di bawahnya. (Sel)

Related Posts

1 of 3,059