NUSANTARANEWS.CO, Washington – Amerika mulai melirik penguatan pertahanan di kawasan Arktik, terutama penguatan armada dan pasukan penjaga pantai (Coast Guard). Project Iceberg Rusia yang dikembangkan di kawasan Arktika yang salah satunya memuat soal kapal selam nuklir bernama Belgorod membuat Amerika Serikat resah. Kapal selam unik yang dilengkapi peralatan khusus untuk menyelam seperti kendaraan otonom tak berawak, atau subsea drone, termasuk ruang tekanan bagi para penyelam untuk keluar dari kapal di laut dalam tersebut dipandang sebagai ancaman nasional AS.
Selain proyek itu, Rusia juga 7 bulan lalu telah meluncurkan kapal pemecah es bertenaga nuklir terbesar di dunia untuk meningkatkan kehadiran mereka di Arktik. Kapal berukuran monster itu dirancang untuk mengangkut gas melalui ladang es setinggi tiga meter melalui Laut Utara.
Baca juga:
Mengenal Project Iceberg Rusia di Arktik
Dengan Proyek Iceberg, Rusia Klaim Perluasan Teritori di Kutub Utara
Menyadari perkembangan Rusia tersebut, AS telah menyusun rencana penguatan armada pemecah es di Kutub Utara. Namun, Komandan Armada Penjaga Pantai Laksamana Paul F Zukunft mengatakan rekapitalisasi armada pemecah es Kutub merupakan masalah kepentingan nasional yang sangat vital.
“Hal ini menjadi prioritas tertinggi bagi kami saat ini. Sebab, ini merupakan satu area di mana kami tidak memiliki cadangan dalam inventaris nasional sebagai pemecah masalah ini,” kata Zukunft dalam acara Defense Writers Group.
Wilayah Arktik telah mengalami banyak perubahan sejak Coast Guard merilis Strategi Arktik pada 2013 (Arctic Strategy), seperti surutnya es laut yang menandakan peningkatan aktivitas manusia. Kata dia, jejak Rusia lebih dominan dan lebih besar di wilayah tersebut.
Coast Guard AS baru-baru ini mengajukan proposal pengadaan desain awal yang detail untuk kapal pemecah es di kutub terbaru. Laksamana Zukunft yakin proposal tersebut akan diterima dan memulai pembahasannya.
Apalagi, anggaran pertahanan AS semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2018 misalnya anggaran pertahanan AS mencapai angka US$ 700 miliar atau hampir Rp 10.000 triliun.
Pada tahun 2019, kata Laksamana Zukunft, AS telah memberi jatah anggaran sebesar $750 juta untuk pembangunan kapal pemecah es.
Baca juga: Rusia Luncurkan Kapal Militer Raksasa Bertenaga Nuklir
Sekadar informasi, Coast Guard merupakan bagian dari Departement of Homeland Security. Departemen ini sekarang sudah memiliki dua kapal pemecah es yang telah beroperasi yakni Coast Guard Cutter Polar Star dan USCGC Healy. Dan kapal pemecah es terbaru nanti untuk memastikan kesiapan pertahanan AS di wilayah Arktik dan Antartika, menegakkan perjanjian dan undang-undang serta memberikan dukungan untuk memfasilitasi pergerakan barang dan personel.
Laksamana Zukunft menambahkan, pasukan penjaga pantai AS (Coast Guard) telah melaksanakan tugas dengan baik dari tahun ke tahun. “Hanya dalam dua minggu terakhir kami berhasil menyita 12 ton kokain,” katanya. Saat ini, lanjut dia, 50 tersangka penyelundup yang sudah ditahan untuk kemudian diderahkan ke Departemen Kehakiman guna proses penuntutan di Amerika Serikat.
Ditambahkannya, Coast Guard mencegat kokain senilai 7,2 miliar dolar di laut tahun lalu. Jika dirangkum, operasi pasukan dan armada penjaga pantai telah berhasil menyita 223 metrik kokain pada tahun fisikal 2017 dan mengirim 600 pelaku penyelundupan narkoba ke AS untuk menjalani proses penuntutan.
Dia menuturkan Coast Guard ingin menggunakan sistem pesawat tanpa awak untuk menambah armada pesawat dan memperluas jangkauan pengawasan aset untuk kepentingan keamanan nasional. (red)
Editor: Eriec Dieda