NUSANTARANEWS.CO – Selain adanya wacana clean eating tentang pola makan yang mendapatkan cukup banyak kontroversi, wacana lain yang tidak kalah kontroversialnya adalah clean sleeping. Wacana tentang dunia kesehatan memang selalu berkembang dari waktu-kewaktu.
Kita ketahui bahwa selain asupan gizi dan makanan, tidur dan istirahat juga merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh tubuh. Tidur memainkan peran penting dimana tingkat nafsu makan dan energi yang dapat dihasilkan tubuh sehari-hari juga dipengaruhi oleh pola tidurnya.
Aktris Gwyneth Paltrow mempromosikan clean sleeping dalam bukunya berjudul ‘Goop Clean Beauty’. Sebagaimana clean eating yang juga dipopulerkan oleh beberapa aktris kenamaan, clean sleeping juga sama populernya karena beberapa selebritis mengatakan telah mencoba menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Lalu, apa itu clean sleeping dan apakah itu benar-benar meguntungkan bagi kesehatan? Clean sleeping merupakan pembiasaan diri untuk mendapatkan tidur yang cukup yaitu minimal tujuh jam setiap harinya. Paltrow dan tim lainnya merekomendasikan untuk mendapatkan tidur berkualitas selama sembilan jam setiap harinya dan bangun di pagi hari.
Dilansir dari Healtline, Dr. Safwan Badr mengungkapkan bahwa, “tidur sangat penting untuk kesehatan yang optimal.”
Mantan presiden di American Academy of Sleep Medicine itu menambahkan bahwa orang dewasa harus tidur tujuh jam permalam secara teratur. Sebuah penelitian membuktikan bahwa tidur kurang dari tujuh jam permalam secara teratur dapat berakibat pada kondisi kesehatan yang buruk, termasukk obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan stroke, depresi dan peningkatan resiko kematian. Tidur yang kurang juga membuat daya tahan tubuh menurun, gangguan kinerja, kurang fokus, serta berhubungan dengan resiko kecelakaan yang lebih besar.
Paltrow lebih menitik beratkan manfaat clean sleeping ini pada respons kulit sebagaimana profesinya sebagai intertainer. Baginya, tidur sembilan jam akan mempercantik kulit, mencegah penuaan, mempertahankan berat badan dan lingkat pinggang, dan mendapatkan efek kulit yang semakin bersinar.
Namun, pendapat tersebut tidak dapat diamini begitu saja oleh para ilmuan yang berkonsentrasi pada kajian tentang tidur. Seperti Robert S. Rosenberg yang berpendapat mungkin hal tersebut tidak dapat diterapkan oleh semua orang.
Hal tersebut juga senada dengan Jerry Siegel yang telah berfokus pada riset tidur dari Universitas California yang lebih merekomendasikan untuk tidur secara alami dan bangun secara alami pula. Karena tubuh pada dasarnya kebih peka tentang berapa lama ia membutukan tidur.
Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon