NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Komandan Detasemen Khusus (Densus) 99 Barisan Ansor Serbaguna (Banser) H Nuruzzaman menegaskan, Hazbut Tahrir Indonesia bukan organisasi dakwah Islamiyah tetapi organisasi politik yang ingin merubah negara ini. Kalau mereka organisasi dakwah Islam, kenapa mereka ditolak di Saudi? Kenapa mereka dilarang di Jordania? Kenapa dilarang di Mesir? Kenapa mereka dilarang di Malaysia? Kenapa dilarang di Bangladesh?
“Kenapa dilarang di Itu negara-negara Islam,” tegas Nuruzzaman berapi-ap- saat menjadi salah satu narasumber pada Serial Diskusi nusantaranews.co bertajuk “Membedah Agenda Politik Komunisme dan Khilafah di Pilpres 2019”, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10/2018) lalu.
Baca Juga:
- Menguji Kebenaran Agenda Politik Komunisme dan Khilafah di Pilpres 2019
- Diskusi Publik 13 Oktober: Menelisik Agenda Politik Komunisme dan Khilafah di Pilpres 2019
- Jokowi Terus Dibayangi Isu Komunisme dalam Pemberitaan di Media Cetak
“Kalau Hizbut Tahrir Indonesia tidak dilarang di Indonesia, harusnya disana, kalau mereka ini organisasi dakwah islam, di Saudi itu tidak dilarang, di Mesir tidak dilarang, di Jordan tidak dilarang. Ini Fakta. Bukan Ilusi. Fakta. Itu yang pertama,” imbuhnya.
Nuruzzaman melanjutkan, kalau Hizbut Tahrir ini memiliki cita-cita merubah menjadi khilafah Islamiyah, masuk konstitusi, jadi partai politik.
“Perjuangkan secara konstitusi di negara ini, toh ini negara demokrasi, orang memperjuangkan apapun disini. Kenapa mereka tidak mau? Karena mereka menganggap sistem demokrasi yang dianut oleh seluruh pemerintahan di dunia ini: Toghut! Ini sistem syetan. Apa yang harus dilakukan harus mengikuti ajaran Rosulullah,” katanya.
Baca Juga:
- Kivlan Zen: Jangan Takut Sama HTI, lebih Bahaya Komunis
- Haris Rusli: Hanya di Indonesia Ada Pemerintah Mengadudombakan Rakyatnya
- Haris Ke Boni Hargens: Sampaikan Pada Jokowi, Negara Ini Bisa Bubar
Nuruzzaman mencontohkan, bagaimana cara sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq dipiliha menjadi kholifah. Baliau dibaiat. Yang pertama melakukan adalah sahabat Umar bin Khattab. (Sahabat Umar) ngangkat pedang dan mengatakan, saya baiat Umar (Abu Bakar, maksudnya), siapa yang tidak ikut berbaiat terhadap Abu Bakar, saya penggal kepalanya. Selanjutnya, bagaimana sahabat Umar diangkat menjadi kholifah, sahabat Abu Bakar menunjuk sahabat Umar bin Khattab untuk menggantikan beliau
Sahabat Usman bin Affan itu, lanjutnya, dipilih dengan cara menggunakan tim formatur (bahasa modern). Mekanismenya, dipilih 5 (lima) orang sahabat, salah satunya adalah Abdullah bin Umar putra dari Umar bin Khattab, yang hanya memiliki hak suara tetapi tidak boleh dipilih. Itu kata Umar. Maka Usman bin Affan yang menjadi kholifah.
Simak:
- Densus 99 Samakan HTI dengan PKI
- Kandensus 99 Banser Beberkan Upaya Membentuk Orang Menjadi Radikal
- Ketika Densus 99 Banser Membongkar HTI
Lebih lanjut dia mengatakan, sistem khilafah seperti apa yang mau dibangun oleh Hizbut Tahrir kalau mereka menolak.
“Ok, mereka bercita-cita seperti umat Islam dulu seperti Bani Abbasiyah, Bani Utsmaniyah, Turki Usmani, Fatimiyah, Umayyah Andalusia. Itu kerajaan, anak-anaknya yang diangkat menjadi penggantinya. Bukan sistem khilafah. Mana kemudian yang diinginkan?,” katanya.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana