Hankam

Cina Sumber Ancaman Konflik Kawasan

Saling Tikam Berebut Laut Cina Selatan/Foto via Deutsche Welle (DW)
Saling Tikam Berebut Laut Cina Selatan/Foto via Deutsche Welle (DW)

NUSANTARANEWS.CO – Duta besar Cina Komunis untuk Asean, Huang Xilian, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Pemerintah Cina mendorong kerjasama Cina-Asean berperan straegis di Asia Timur dan memotori terciptanya stabilitas kawasan. Salah satu kuncinya, stabilitas Laut Cina Selatan (LCS)” (Kompas, Selasa, 10 April 2018).

Pernyataan itu sukar dipercaya karena beberapa alasan realitas sosial politik kawasan. Justru jika mengikuti visi Presiden Cina Komunis Xi Jinping akan menggunakan peran strategis Asean sebagai instrumen kekuatan tambahan politik luar negerinya untuk mencapai World China Imperium pada tahun 2050 menggantikan World USA Imperium.

Peta Politik Etnisitas di Asia Timur

Hasil riset peta kekuatan politik etnisitas di Asia Timur tahun 2016, ada pada Orang Jepang, Orang Korea (Korsel-Korut), dan Orang Cina. Kebanggaan ini diekspresikan melalui kekuatan militer dengan alat utama sistem pertahanan (alusista) teknologi tinggi. Korea Utara (Korut)  Komunis membangun missil Taepodong dan Hwasong 15 kecepatannya tinggi sekali. Namun di sisi lain war fighting skilled militer Korut masih sangat rendah. Karenanya bisa salah sasaran ketika melucurkan missil ke Darwin,  justeru menghunjam Jakarta.

Missil Korut hanya 4 menit sudah menghunjam Seoul setelah diluncurkan dari perbatasan dan  untuk menghunjam Tokyo hanya 10-15 menit. Cina di belakang Korut dengan indikator 90% perdagangannya dilakukan dengan Cina.

Untuk menangkal missil Korut, Korsel memasang Terminal High-Altitude Area Defense (THAAT) untuk menembak jatuh missil Korut 2 menit setelah diluncurkan dan Jepang memasang Patriot untuk menembak missil Korut 5 atau 7,5 menit setelah diluncurkan. Dengan begitu serangan missil Korut ke Seoul dan ke Tokyo tidak sampai.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Di samping itu, Cina menjadi pengganggu Jepang dan Korsel karena sering tidak transparan dalam pengeluaran  anggaran pertahanan. Sementara Cina mengetahui pengeluaran pertahanan Jepang dan Korsel. Konflik itu bermuatan gengsi politik etnisitas “Orang Jepang”, “Orang Korea”, dan “Orang Cina” yang berimplikasi kepada instabilitas kawasan di LCS, Asean, Asia Pasifik, Oseania, khususnya Cina dengan Amerika Serikat beserta sekutunya.

Korsel merubah strategi pertahanannya semula defense ambrella ke extended nuclear detterence. Namun 4 menit lebih cepat dari pada bantuan dari Guam dan Okinawa. Strategi pertahanan Jepang semua self defense ke collective self defense. Jadi Korsel dan Jepang bisa perperang ke luar negeri jika atas nama PBB.

Menurut  Xi Jinping media untuk mencapai visinya, Cina dijadikan modern socialist state. Bagi Cina bagus tapi tidak bagus bagi Internasional. Ini dapat dijelaskan melalui garis belah ideologi dan kemanusiaan. Ini kelemahan Cina untuk memulai misi memimpin dunia menggunakan devil alliance (aliansi Iblis) bersama Korut.

Indikatornya menekan nilai kebebasan perikemanusiaan melawan holy alliance (aliansi suci) dengan indikator mengembangkan nilai kebebasan demi perikemanusiaan dipmipin Amerika Serikat. Oleh karena itu optimistis Cina memimpin dunia pada tahun 2050 kelak terhambat akibat kekeliruan ideologis yang bersifat pembangkangan Cina dan Korut terhadap manusia dan perikemanusiaan, yang menjadi prestise paling kharismatik dalam pembangunan peradaban umat manusia universal. Sedangkan aliansi suci konsisten menjunjung tinggi kharismatik pembangunan peradaban umat manusia di atas.

Baca Juga:  Tim Gabungan TNI dan KUPP Tahuna Gagalkan Penyelundupan Kosmetik Ilegal dari Filipina

Cina Pemicu Konflik Kedaulatan di LCS

Cina pemicu konflik kedaulatan di LCS. Ini akibat invasi Cina terhadap wilayah kedaulatan negara-negara Asean: Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Indonesia di Laut Natuna. Cina menarik garis membentuk huruf “U” mulai di Taiwan turun ke bawah melewati perairan kedaulatan ZEE Filipina, Brunei, Natuna di selatan, membelok naik ke atas ke wilayah perairan kedaulatan ZEE Malaysia, dan Vietnam, berakhir di Hainan milik Cina di Utara. Letkol Chen Yang, anggota intelijen Cina dari Batalyon Infantri, mungkin dari Military Departement Intellijence (MID) Cina, menuturkan, “Cina tidak mengambil wilayah Nine Dash Line kecuali untuk negosiasi. Kalau mau diambil pasti pakai garis penuh”. Namun setelah Cina membangkangi putusan “Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda, Selasa tanggal 12 Juli 2016 maka Cina benar sebagai negara invasionis atas kedaulatan negara-negara anggota Asean.

LCS Memicu Konflik AS-Cina  

Senjata nuklir Cina dan Korut adalah sumber ancaman Korsel dan Jepang, sekutu Amerika Serikat. Dampaknya meliputi kawasan Asia Timur, Asia Pasifik, Asean, serta Australia di Oseania. Jika Amerika Serikat menggunakan predikatnya sebagai polisional Dunia maka  Amerika Serikat bisa menggunakan alasan pengamanan kawasan LCS, Asia Timur, Asia Pasifik, Asean, dan Oseania  bagi jalur pelayaran strategeis internasional dari dan ke Timur Tengah, Eropa, dan Afrika untuk mengamankan kepentingan strategis Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di kawasan itu.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Bila Amerika Serikat mengambil langkah itu, dipastikan Cina dan Korut akan keberatan. Suasana ini dari teori respons dan stimulus akan terjadi negatif-negatif. Jika para pihak tidak dapat menahan diri, benturan militer tradisional antara aliansi iblis Cina-Korut dengan aliansi suci Amerika Serikat, Korsel, Jepang, Inggris, Perancis sukar dielakkan.

Di satu sisi mungkin Cina sebagai negara besar bosan ikut sistem politik negara Barat liberal-capitalism dan liberal democracy yang berkonflik dengan socialist communism state. Namun demikian tak bisa disangkal bahwa baik negara clasic socialist maupun negara modern socialist  yang jadi visi Xi Jinping, semuanya berakar dari Karl Marx, Barat. Ciri modern socialist state Cina ini ditandai dengan menjadikan  Xi Jinping Presiden Cina seumur hidup.

*M.D. La Ode penulis adalah Pakar Ahli Politik Etnisitas.

Related Posts

1 of 3,050