NUSANTARANEWS.CO, Kuala Lumpur – Cina beli 1.7 ton minyak sawit Malaysia dan kritik strategi Indo-Pasifik. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi melawat ke Asia Tenggara dalam misi membendung pengaruh Amerika Serikat (AS) di kawasan tersebut. Dalam konferensi persnya, Wang mengatakan bahwa kerja sama strategis antara Amerika Serikat, Jepang, Australia dan India dalam bentuk Quadrilateral Security Dialogue (QUAD) adalah bagian dari upaya Washington untuk membangun “NATO Indo-Pacific”.
Inisiatif tersebut akan sangat merugikan dan merusak keamanan regional, kata diplomat senior Cina tersebut di perhentian kedua dalam tur lima negara Asia Tenggara minggu ini ketika berbicara dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Malaysia Hishammuddin Hussein di Kuala Lumpur pada Selasa (13/10).
Dalam kesempatan itu, Wang menyebut bahwa tujuan strategi Indo-Pasifik adalah untuk memunculkan kembali mentalitas perang dingin (Cold War) yang sudah usang dan juga untuk mempertahankan dominasi dan hegemoni AS. Wang menekankan bahwa AS pada akhirnya akan merusak prospek perdamaian dan pembangunan Asia Timur – merujuk kesepakatan antara kepala urusan luar negeri empat negara tersebut di Tokyo minggu lalu.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Wang dan Hishammuddin sepakat bahwa Laut Cina Selatan seharusnya tidak dijadikan wilayah kompetisi di antara negara besar.
Selain berbicara terkait politik dan keamanan global, kedua menteri luar negeri juga membahas tentang hubungan bilateral mengenai rencana komite tingkat tinggi baru untuk mengarahkan kerja sama dalam menangani pandemi Covid-19.
Kedua menteri luar negeri tersebut juga menyoroti komitmen Beijing yang akan membeli 1,7 juta ton minyak sawit Malaysia selama tiga tahun ke depan dari Malaysia hingga 2023.
“Kami sangat menghargai komitmen Cina untuk membeli 1,7 juta ton minyak sawit hingga 2023,” ujar Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein.
“Kami juga membahas peluang melakukan kerja sama trilateral menggunakan minyak sawit Malaysia dan produk berbasis tambahnya.
Dalam pernyataan bersama setebal lima halaman tersebut, juga mencantumkan berbagai masalah lain yang dibahas selama kunjungan Wang, termasuk kemungkinan perjalanan antara kedua negara dan rencana Hishammuddin untuk mengunjungi Beijing pada waktu tepat. (Banyu)
