Lintas NusaPeristiwa

Cara Membuat Pupuk Biorine dan Membudidayakan Jagung Manis ala Mahasiswa KKN Unsyiah

NUSANTARANEWS.CO, Aceh Besar – Mahasiswa yang dikenal sebagai agen perubahan, selama ini lebih banyak terdengar suaranya melalui aksi-aksi demonstrasi di jalan raya dengan tuntutan-tuntutan yang diusungnya. Padahal, sebagai agen perubahan, mahasiswa memiliki kewajiban untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni: Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian kepada Masyarakat.

Pada bagian pendidikan dan pengajaran, sudah seharusnyalah mahasiswa menjadi teladan bagi masyarakat. Sebagaimana galibnya, mahasiswa ialah orang-orang yang berpendidikan. Dimana, orang menilai bahwa siapa yang berpendidikan semestinya juga berbudi.

Kemudian di wilayah penelitian dan pengembangan. Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi kedua ini, mahasiswa tidak boleh tidak harus turun ke lapangan, hadir ke tengah-tengah masyarakat, membaur dengan mereka, dan memahami yang sedang terjadi dan yang mereka alami. Apabila, ada satu situasi atau kondisi, misalnya minimnya pengetahuan dan rendahnya pendidikan di masyarakat, maka sudah seharusnya mahasiswa hadir untuk melakukan sesuatu yang berarti buat masyarakat. Jadi, tidak semata-mata hanya melakukan penelitian dalam bentuk kata-kata dan menyuarakan pengembangan hanya melalui kata-kata pula.

Selanjut, mahasiswa berkewajiban untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Inilah, tugas utama mahasiswa ketika mereka keluar dari kampus dan kembali ke lingkungan masyarakat, menjadi bagian dari pada mereka. Lantas apa yang bisa dilakukan, apakah cukup dengan ilmu yang ditimba selama empat tahun dan selembar ijazah? Tentu saja tidak cukup hanya dua modal itu, kreatifitas dan produktifitas tidak boleh tidak juga mesti dimiliki.

Baca Juga:  Wakil Bupati Nunukan Buka MTQ Ke XIX Kabupaten Nunukan di Sebatik

Bagaimana cara menjadi mahasiswa yang siap untuk memenuhi kewajiban yang dimaksud oleh tiga butir Tri Dharma Perguruan Tinggi? Lumrahnya, Kampus memberikan pelatihan lapangan kepada mahasiswa melalui KKK (Kuliah Kerja Nyata). Setiap mahasiswa yang mengalami masa KKN, pasti mereka memiliki ceritanya masing-masing ketika mereka benar-benar hidup bersama masyarakat. Mereka mengeluarkan segenap ide dan kreatifitasnya untuk sedikit memberikan sedikit manfaat bagi masyarakat.

Misalnya, seperti KKN yang sedang dijalankan oleh 35 mahasiswa Unsyiah lintas Jurusan dari Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang tergabung dalam kelompok KKN PPM-06 KKK. Mereka melaksanakan KKN di Gampong Meunasah Mesjid Lam Lhom, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.

Program utama yang dilaksanakan oleh kelompok KKN PPM-06 ini ialah pembuatan pupuk Biourine dan penanaman jagung manis. Program pemberi manfaat bagi pertanian di masyarakat ini merupakan kegiatan yang ternyata memang dipersiapkan untuk KKN mahasiswa Unsyiah.

Baca Juga:  Pererat Silaturrahmi, KAHMI Aceh Adakan Buka Puasa Bersama

Ketua KKN PPM-06 Yusnizar, mengatakan selama ditempatkan di Gampong Meunasah Mesjid Lamlhom, mahasiswa berhasil menjalankan beberapa program, diantaranya demonstration plot (demplot) budidaya jagung manis, diklat demonstrasi dan  pembuatan pupuk organik Biourine, diskusi mengenai pemasaran dan pengemasan produk jagung manis, dan  program lainnya.

“Peningkatan produksi jagung manis dilakukan dengan pemberian pupk organik biourine,” tutur Yusnizar kepada kontributor Nusantaranews.co, Selasa (8/8/2017) kemarin.

Menurut dia, antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap program yang dijalankan oleh mahasiswa KKN PPM-06. “Salah satunya kegiatan demonstrasi pembuatan pupuk organik Biourine yang dihadiri oleh Geuchik Gampong Meunasah Mesjid Lamlhom, Tuha Peut, masyarakat, dan segenap aparatur gampong lainnya,” imbuhnya.

Selanjutnya, tambah dia, mahasiswa KKN PPM-06 akan melakukan penyaringan pupuk organik Biourine dan penyuluhan serta pengemasan pupuk organik Biourine dan jagung manis agar masyarakat dapat memanfaatkan dan terdorong untuk memasarkan produk tersebut,” jelas dia.

Sementara  itu, Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Zaitun, S.P. M.Si. dan Rahmaddiansyah, S.Si., M.Sc., menyampaikan dalam proses pembekalan khusus tentang biourine dan peningkatan produksi jagung manis juga menghadirkan narasumber Dr. nat, techn. Syafruddin, S.P., M.P.

Baca Juga:  Transparansi Dana Hibah: Komisi IV DPRD Sumenep Minta Disnaker Selektif dalam Penyaluran Anggaran Rp 4,5 Miliar

Sedangkan materi lainnya diberikan oleh Ketua Pelaksana dan Dosen Pembimbing Lapangan terkait program utama dan program tambahan dalam KKN tersebut. “Kami sangat senang dan berharap dengan adanya program dari KKN kali ini membuat masyarakat dapat menghasilkan sesuatu yang baru sesuai dengan potensi gampong yang tersedia saat ini” tutur Pak Armia, S.H., selaku Geuchik Gampong Meunasah Mesjid Lamlhom,” ungkapnya

Kegiatan ini akan berlangsung selama 30 hari terhitung sejak 25 Juli 2017 lalu. KKN PPM-06 dilaksanakan untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi juga untuk mendorong masyarakat agar lebih produktif dan mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan pupuk organik Biourine dan jagung manis. (Sule/Najmi)

Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts