Lintas Nusa

Cara Membaca Kitab Kuning Harus Modern

NUSANTARANEWS.CO, Bojonegoro – Metode atau cara membaca kitab kuning harus menyesuaikan zaman. Artinya, perkembangan zaman yang menyajikan bermacam macam e-book, e-journal, e-paper bahkan e-kitab harus bisa ditangkap oleh santri dan juga mahasiswa dan mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi agama Islam, khususnya Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU).

Hal itu disinggung Ahmad Taufiq Dosen STAINU Temanggung saat didapuk menjadi pembicara pada kuliah umum di STAI At-Tanwir Bojonegoro di Jalan Raya Talun No. 220, Sumberejo, Talun, Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro pada Sabtu 30 September 2017 bertajuk Pembelajaran Bahasa Arab untuk Meningkatkan Kemahiran Membaca.

Ahmad Taufiq yang didampingi Ustaz Ahmad Musthofa Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAI At Tanwir Bojonegoro, menjelaskan banyak tentang cara atau metode membaca kitab kuning, salah satunya adalah yang berbasis IT meski membaca kitab kuning cetak tetap wajib.

“Membaca kitab kuning secara cepat dan tepat itu harus sesuai dengan kaidah kemahiran membaca yang ada. Dalam bahasa Arab kemahiran berbahasa dibagi menjadi 4 yang pertama adalah maharah Al istima’ (kemahiran mendengarkan) maharah Al Kalam (kemahiran berbicara), maharah Al Qiroah (kemahiran membaca), maharah Al kitab (kemahiran menulis),” ujar Ahmad Taufiq dalam kegiatan yang dihadiri lintas angkatan di Bojonegoro itu.

Baca Juga:  Politisi Asal Sumenep, MH. Said Abdullah, Ungguli Kekayaan Presiden Jokowi: Analisis LHKPN 2022 dan Prestasi Politik Terkini

Kegiatan yang dilakukan di Kampus STAI At Tanwir ini dilaksanakan yang bertempat di ruang seminar yang dihadiri sejumlah elemen selain mahasiswa dan mahasiswi.

“Pentingnya kemampuan dalam membaca bahasa Arab, seperti perintah Allah yang pertama kali turun adalah surat Al alaq yang berbunyi iqro’ dengan membaca kita bisa tahu isi, konten, maksud, tujuan dan inti yang disampaikan penulis pesan tersebut,” jelas dia.

Tujuan yang lain, lanjut dia, adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada para mahasiswa untuk mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa Qur’an dan bagian dari bahasa yang digunakan Al Qur’an untuk menyampaikan pesan kepada umat Islam.

Maka dari itu, Ahmad Taufiq berharap agar mahasiswa juga melek IT agar kegiatan membaca kitab kuning tidak monoton dan bisa menyesuaikan zaman sesuai dengan keterampilan Bahasa Arab.

Kegiatan itu, pada akhir pembahasan ditutup dengan pertanyaan. Respon yang antusias mahasiswa STAI At Tanwir Bojonegoro sehingga banyak memunculkan pertanyaan. Pesan yang disampaikan  adalah pelajarilah Bahasa Arab karena bahasa Al Qur’an bahasa umat Islam.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Tutup MTQ ke XIX Tingkat Kabupaten

Menurut Ahmad Musthofa, dengan adanya kuliah tamu ini mahasiswa bisa membuka cakarawala akan isu-isu terbaru pembelajaran Bahasa Arab yang sedang berkembang. “Selain itu mahasiswa juga bisa sharing bersama pemateri tentang permasalahan-perubahan yang mereka hadapi di ranah PBA,” tandas dia.

“Semoga kuliah singkat bersama ustaz Ahmad Taufiq ini bisa bermanfaat bagi perkembangan akademik mahasiswa PBA STAI At Tanwir,” tambah dia. (Husna)

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 4