Ekonomi

Cara Kementan Serap Gabah Petani Melalui Bulog

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Harga gabah di tingkat petani turun di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) dari Rp 3.700 hingga Rp 2.800. Penurunan harga itu disebabkan produksi yang melimpah dan tingginya curah hujan sehingga mengakibatkan gabah petani dengan kadar air tinggi. Kementerian Pertanian menugaskan Bulog menyerap gabah petani, agar mereka tidak merugi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto mengargetkan ada 4 juta ton gabah setara beras untuk diserap Bulog. Nantinya Bulog yang ditugaskan untuk membeli gabah ditingkat petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 3700/kg. “Caranya datang ke petani sekarang harganya lagi jatuh. Datangi, bayar, bawa uang angkut keringkan,” ujar Gatot saat di Kementerian Pertanian, Jakarta, yang ditulis Jumat (24/2/2017).

Gatot menyampaikan, setelah dibeli, gabah tersebut akan dikeringkan menggunakan alat pengering Bulog maupun alat pengering bantuan dari Kementan, nanti Babinsa TNI juga akan membantu mengawasi pemakaian alat pengering tersebut.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Bulog saat ini memiliki 50 unit mesin pengering, Gatot menyebut jika ada kekurangan nantinya Bulog akan bermitra dengan swasta atau pihak lain untuk mengeringkan gabah tersebut. Tingginya produksi beras dan cuaca hujan membuat harga gabah turun, menurutnya ini karena mesin pengering yang belum siap.

“Sebenarnya kita kaget saja produksinya tinggi. Kalau hujan kan produksinya banyak sehingga kemampuan mengeringkan terbatas, kaget kita makanya digerakkan lebih cepat karena gabah yang sudah dikeringkan harganya tidak anjlok,” kata Gatot.

Lebih lanjut, Gatot berujar, peran tengkulak yang membeli gabah ditingkat petani dengan harga rendah saat ini masih ada, maka dari itu akan diawasi oleh Babinsa yang tersebar sebanyak 56.000 orang. Saat Bulog sudah aktif penuh maka petani lebih tertarik menjual gabah ke Bulog.

“Justru tengkulak menekan harganya jadi lebih rendah lagi makanya kita harus turun. Saya kira kalau Bulog sudah aktif lebih kencang petani sudah menuju (jual) di Bulog,” ungkap dia.

Baca Juga:  Pengangguran Terbuka di Sumenep Merosot, Kepemimpinan Bupati Fauzi Wongsojudo Berbuah Sukses

Kemudian, gabah yang sudah dibeli dan dikeringkan akan diproses menjadi beras atau disimpan di gudang Bulog dalam bentuk gabah jika berkualitas bagus. Saat ini jumlah gudang Bulog ada 1.575 unit. “Setelah dikeringkan bisa di proses jadi beras, kalau gabahnya baik nanti nunggu digiling ketika diperlukan,” ucap Gatot.

Reporter: Richard Andika

Related Posts

1 of 450