Ekonomi

Cangkul Impor Asal Cina Banjir Masuk Indonesia, Pengrajin Besi Terganggu

ironi, impor cangkul, negeri agraris, nusantara news
Ilustrasi cangkul. (Foto: Shutterstock)

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Masuknya ratusan cangkul impor asal Cina ke Indonesia mendapat sorotan Dewan Jatim. Pasalnya, keberadaan cangkul impor tersebut dinilai akan mengganggu perajin besi yang ada di Indonesia khususnya dari Jatim.

“Saya terkejut sekali adanya informasi masuk ratusan cangkul impor ke Indonesia. Saya berharap tak sampai ke Jatim,” kata anggota Komisi B DPRD Jatim Noer Soetjipto saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (18/11/2019).

Politisi asal Partai Gerindra ini mengungkapkan masuknya cangkul impor tersebut mencerminkan tidak berpihak kepada UMKM yang ada di Indonesia.

“Tak perlulah pemerintah mengeluarkan ijin untuk impor cangkul. Di Jatim itu ada wilayah di mana di desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo sudah menjadi ikon Kawasan penghasil alat-alat pertanian. Misalnya, cangkul, garpu cangkul, sabit, sekrop linggis dan lainnya,” terang dia.

Dikatakan pria asal Trenggalek ini, mestinya industri ini diberi peluang untuk memproduksi alat pertanian tersebut sehingga kesempatan kerja bagi lulusan  SMK dapat terjun langsung sebagai tenaga kerja jadi UMKM bisa menambah pendapatan.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Berharap Semenisasi di Perbatasan Dapat Memangkas Keterisolasian

“Kok tak memanfaatkan potensi dalam negeri sendiri, malah memberikan perijinan import cangkul. Kami miris sekali,” jelasnya.

Ditambahkan oleh Nur Soetjipto, dengan masuknya cangkul impor tersebut akan berdampak pada industry dalam negeri terpukul terutama UMKM yang bergerak dalam bidang industri pertanian.

”Kami minta pihak-pihak terkait misalnya OPD Pemprov Jatim untuk melakukan pengawasan jangan sampai masuk di Jatim,” terangnya.

Sekadar diketahui, dari data BPS terbaru cangkul impor tersebut utamanya berasal dari China. Sepanjang Januari-Oktober 2019 tercatat nilai impor cangkul mencapai USD106.127 atau Rp1,48 miliar (asumsi kurs USD14.000 per USD), dengan volume sebanyak 292.444 kilogram (kg).

Secara rinci, impor cangkul tersebut berasal dari Cina sebanyak 291.437 kilogram dengan nilai sebesar USD106.062. Sisanya hanya sebesar 7 kilogram yang berasal dari Jepang dengan nilai sebesar USD65.

Pada tahun 2018, impor cangkul tercatat kembali naik menjadi nilai USD33.889 dengan volume sebanyak 78.100 kilogram. Hingga akhir Oktober 2019 nilai impor cangkul menjadi USD106.127.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Pewarta: Setya W

Related Posts

1 of 3,049