NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Saat menghadiri acara peluncuran Rumah Pangan Santri yang digagas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas) menyinggung perihal ketahanan pangan di era presiden Soeharto. Buwas menceritakan era Pak Harto saat memberikan bantuan secara cuma cuma kepada negara India dan Vietnam kala Indonesia masih menjadi negara yang memiliki kedaulatan pangan.
“Hari ini miris, Indonesia tidak punya kedaulatan pangan. Kita tidak bisa menjadikan pangan kita berdaulat karena hampir seluruhnya kita impor,” kata Buwas, di Gedung PBNU, Jalan Keramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).
Menyitir pernyataan Presiden Sukarno, Buwas mengatakan bahwa Indonesia ini negara agraris, maka Indonesia seharusnya menjadi negara yang kaya pangan dari Sabang sampai Merauke.
Dan itu terbukti di era Soeharto. Sektor pangan kala itu, lanjut Buwas, karena mampu berdaulat atas pangan, Presiden Soeharto mampu membantu negara negara lain.
“Di masa lalu, Pak Harto secara cuma-cuma membantu India, Vietnam. Mereka belajar di IPB. Sekarang kita impor dari Vietnam. Kan terbalik,” ujar Buwas.
Baca Juga: Bulog Sambut Baik Program Rumah Pangan Santri yang Digagas PBNU
Jika di masa lalu Indonesia memiliki ketahanan pangan yang kuat, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa mengulanginya. Untuk itu dirinya mengaku antusias dan berkomitmen dengan peluncuran Rumah Pangan Santri kali ini.
“Kami akan upayakan bantuan bagi pesantren-pesantren di bawah PBNU, 1 ton beras untuk dimanfaatkan. Kalau nanti terbangun jejaring saya, saya berkomitmen kita bisa menguasai pangan yang berkualitas dengan harga yang stabil,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, telah ditandatangani sebuah Nota Kesepahaman (MoU) antara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dengan Direktur Utama Bulog Budi Waseso. Ketum PBNU Said Aqil Siroj mengungkapkan Rumah Pangan Santri selain dimaksudkan untuk membantu pemerintah juga untuk menjamin ketersedian pangan dan harga pangan.
Editor: Romadhon