NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Waketum DPP Gerindra Arief Poyuono meminta para buruh pada peringatan Mayday kali ini ikut mengawal hali Pilpres 2019. Menurut Arief, buruh harus menyuarakan hasil pilpres yang curang.
Sebab lanjut dia, kalau pemerintahan dihasilkan dari pada hasil pemilu curang nasib buruh dan kesejahteraan buruh tidak akan bisa berubah.
Dirinya menilai kecurangan kecurangan Pilpres yang ditujukan untuk menguntungkan pasangan 01 tak lepas dari peran besar pemilik modal di Indonesia yang selama ini tidak menginginkan kesejahteraan buruh di Indonesia.
“Mereka lebih senang dengan presiden yang bisa mudah diatur atur untuk memudahkan mereka melakukan pratek pratek usaha di Indonesia secara kotor dan memeras keringat buruh,” ungkap Arief dalam keterangan tertulisnya yang diterima Rabu (1/5/2019).
Upaya memeras keringat buruh ini lanjut dia, dibuktikan dengan terbitnya PP 78 tentang pengupahan buruh yang banyak merugikan para pekerja untuk mendapatkan hak kesejahteraan.
“Begitu juga dengan Perpres TKA atau Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) menjadi bentuk peraturan yang tidak berpihak pada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan membuka pintu lebar-lebar bagi pekerja asing ke Indonesia untuk bekerja di proyek proyek investasi asing, yang seharusnya tujuan dari sebuah negara mengundang investor untuk berinvestasi itu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, bukan untuk TKA,” ungkapnya.
Dirinya juga mengingatkan, bagi pimpinan buruh yang masih senang diundang ke Istana Presiden serta suka foto foto dengan Presiden, lupakan saja. Karena menurutnya, mereka semua hanya Akan mendapatkan angin angin surga saja dari Presiden.
“Dan nasib peningkatan kesejahteraan kaum buruh tidak akan pernah tercipta,” tandasnya.
Pewarta: Romadhon