ArtikelBerita Utama

Bumi Darurat Teknologi Ramah Lingkungan

NUSANTARANEWS.CO – Diskurus pemanasan global akhir-akhirnya perlu mendapat perhatian serius. Sebagaimana diketahui dampak pemanasan global sangatlah mengerikan bagi kelangsungan kehidupan di bumi. Mulai dari berubahan iklim yang tak jelas hingga pada iklim ekstrem. Semua berawal dari ulah (aktivitas produksi) manusia itu sendiri. Gejala alam yang sulit diprediksi disadari atau tidak merupakan ancaman buruk.

Sementara implikasi yang dihasilkan oleh semuanya itu menjadai tanda tanya besar. Cuaca ektrem yang ada, merupakan wujud dari produk pemanasan global. Produk global warming berupa bencana cuaca buruk telah terjadi hampir diseluruh bagian-bagian negara belahan dunia. Seperti di Beijing tahun 2010 silam mengalami pagi terdingin selama 40 tahun terakhir dan hujan salju terhebat sejak tahun 1951.

Di tahun yang sama Inggris pun juga mengalami hal yang serupa. Dimana Negeri Ratu Elizabeth ini mengalami musim dingin terlama sejak 1981. Para ilmuan menyebut cuaca ekstrem saat ini terkait erat dengan pemanasan global. Suatu kondisi yang ditimbulkan dari planet yang kian memanas karena gas dan karbon.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Ilmuan senior di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional, Boulder, Colo, Amerika Serikat, Gerald Meehl yang dikutip oleh AP mengatakan bahwa gejala cuaca ektrem di sebagian belahan dunia merupakan variabil alamiah. Akibat pemanasan global, bumi akan menghadapi cuaca ekstrim.

Deke Arndt dari Pusat Data iklim Nasional di Asheville, N.C, Amerika Serikat, sempat mencatat 2009 ke dalam 10 tahun terpanas dunia sejak 1880. Kondisi merentang sampai tahun 2020 mendatang. Hasil kajian para ilmuan ini menyebut perubahan iklim ini yang disebabkan ulah manusia. Potensi yang hasilkan bumi akan mengalami kerusakan. Gelombang panas, badai, banjir, hingga kekeringan merupakan gejala alam yang menjadi penanda bahwa bumi darurat untuk segera diselamatkan.

Mengacu pada fenomena di atas, sangat nampak sekali bahwa kelabilan iklim yang ditunjukkan alam (bumi) menimbulkan keresahan yang teramat mendalam. Masalahnya, kondisi itu menyangkut masalah masa depan bumi dan seluruh ekosistem di dalamnya.

Apa jadinya, jika berbagai bencana itu datang silih berganti menggempur planet bumi? Tidak menutup kemungkinan, ketakutan terbesar umat manusia yakni musnahnya tatanan kehidupan akan benar-benar terjadi. Karenanya, amat penting mengkaji ulang sekaligus membangkitkan kesadaran diri menjaga kelangsungan ekosistem dan mengoptimalkan teknologi yang ramah lingkungan.

Baca Juga:  Anton Charliyan dan Ade Herdi Waketum DPD Gerindra Jabar bagikan Al Quran dan Perangkat Sholat Titipan KB Prabowo Subianto ke Pesantren

Penulis: Romandhon

Related Posts

1 of 4