HukumMancanegara

Buldoser Zionis Israel Terus Membongkar Pemukiman Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat

Buldoser Zionis Israel terus membongkar pemukiman Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat.
Buldoser Zionis Israel terus membongkar pemukiman Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat/Foto: palestinechronicle.com

NUSANTARANEWS.CO – Buldoser Zionis Israel terus membongkar pemukiman Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat. Sebuah artikel di New York Times menulis mengenai seorang seniman Palestina melukis di tengah perbukitan tandus Lembah Yordan. Sang seniman Khadeeja Bisharat melukis pemandangan “buldoser dan penghancuran” sebagai refleksi dari ketakutan apa yang akan terjadi pada pemukiman Palestina yang terisolasi jika Israel mencaplok Tepi Barat yang didudukinya.

Bisharat mengatakan bahwa dirinya mencoba untuk mengungkapkan rasa takut dan ketidakpastiannya melalui lukisan cat air yang menggambarkan wanita berkumpul di sekitar rumah yang hancur dan pemandangan buldoser kuning mendekati gubuk mereka.

“Saya mencoba menyampaikan pesan tentang bagaimana pekerjaan itu berdampak pada kita, pelanggaran yang kita alami,” kata ibu dari tiga anak itu.

Dia merasa dikepung, jauh dari daerah yang dikendalikan oleh Otoritas Palestina, di mana rumah dan pertaniannya dibongkar oleh Israel. Suami Bisharat, Mahmoud, mengatakan komunitas mereka akan menentang dan menghadapi aneksasi Israel. “Bahkan jika itu dipaksakan pada kita, kita akan melawan dengan segala cara yang kita miliki.”

Baca Juga:  Terkait Kasus Bimo Intimidasi Wartawan, Kabid Irba Dinas PSDA Cilacap Bantah Terlibat

Bisharat tinggal di perkemahan bersama sekitar 15.000 warga Palestina yang tersebar di Lembah Jordan yang tanpa kepastian masa depan. Sebab Israel akan mulai menganeksasi Tepi Barat pada awal bulan depan.

Palestinian Land Research Centre melaporkan bahwa sejak Nakba pada tahun 1948, Israel telah menghapus lebih dari 500 kota dan desa Palestina di muka bumi. Diperkirakan lebih dari 170.000 rumah telah dihancurkan. Selama Nakba, sekitar 750.000 warga Palestina diusir dari rumah mereka oleh kelompok-kelompok teroris bersenjata zionis Israel. Dewasa ini ada sekitar tujuh juta orang Palestina dalam diaspora global.

Sementara zionis Israel terus menghancurkan rumah-rumah Palestina, terus membangun pemukiman ilegal di tanah Palestina yang diduduki. Kebijakan zionisme Ini terus berlanjut bahkan selama apa yang disebut “proses perdamaian” di mana justru jumlah pemukiman zionis di tanah yang diduduki sejak 1967 terus meningkat. Dari sebanyak 144 pemukiman sebelum Oslo menjadi 515 pada 2018. Bahkan sekarang terus berlanjut lebih banyak lagi.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, Pusat informasi Israel melaporkan sedikitnya 200 unit rumah telah menghancurkan di Yerusalem Timur yang menyebabkan 440 warga Palestina kehilangan tempat tinggal.

Masih menurut sumber yang sama dari Januari 2006 hingga 31 Mei 2020, Israel telah menghancurkan setidaknya 1.554 unit perumahan Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan menyebabkan 6.780 orang, termasuk setidaknya 3.403 anak di bawah umur yang kehilangan rumah mereka.

Sementara otoritas Palestina mencatat jauh lebih tinggi bahwa pendudukan zionis Israel telah menghancurkan 6.114 rumah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem selama satu dekade terakhir. Itu belum termasuk 19.000 rumah yang dihancurkan oleh Israel dalam tiga serangan militernya terhadap Palestina di Gaza sejak 2008-2009.

Pada tahun 2019, Amnesty International menyatakan dengan tegas bahwa, “Pembongkaran ini merupakan pelanggaran nyata dari hukum internasional, di mana Israel dengan sistematis secara paksa menggusur warga Palestina di wilayah pendudukan; tindakan semacam itu sama dengan kejahatan perang.”

Uni Eropa juga menegaskan kembali bahwa kebijakan pembongkaran Israel di wilayah yang diduduki adalah ilegal berdasarkan hukum internasional. Oleh karena itu, Otoritas Palestina harus bertindak membawa Israel ke pengadilan internasional untuk pelanggaran ini.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Ada pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional yang terjadi di depan mata kita. Orang-orang Yerusalem di Palestina tidak boleh dibiarkan sendirian menghadapi buldoser Israel. Kita harus berdiri dalam solidaritas dan melakukan sesuatu tentang ketidakadilan besar ini.

Apalagi belakangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memenuhi seluruh keinginan Israel, mulai dari pengakuan atas Yerusalem, Dataran Tinggi Golan hingga Tepi Barat. Tampaknya Presiden Trump telah memenuhi seluruh tuntutan Israel. What next Israel ? (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049