Puisi Adenar Dirham
Senandung Doa
doa-doa dibiarkan
menembus cakrawala
membiarkan tubuh semesta
disapa oleh empu-nya
dibiarkan prasasti muda
dinukilkan dalam hikayat lama
kita terbebas dari bara api
yang membakar sukma lagi
nurani terbakar mentari
hingga kita merdeka bukan mati
prahara yang menanti
tak bisa digumuli dengan pasti
(Yogyakarta, 2017)
Bulan Menumpahkan Surga di Ladang Ibu
ibu, tak pernah habis kata-kata
kau tumpahkan ke relung jiwa
kadangkala aku terpekur sendiri
membayangi ladang ibu yang sepi
kupikul tanggung jawabku sebagai kesatria
yang hidup di buaian nirwana
dan sejengkal kenangan
dari segumpal harapan
ibu, pada kepingan sketsa
merekahkan cintamu
telah manis gurat senyummu; tertular ke semesta
surga ibu berada dalam pusaran
ketika aku berbisik
menyentil bulan; mengandung impian
(Yogyakarta, 2017)
Baca Juga:
- 5 Puisi Cinta Paling Menggairahkan Karya Rendra buat Sunarti
- Merinding, Ini Puisi-Puisi Kematian Karya Penyair Indonesia
- Enam Puisi Natal Penebar Damai di Bumi
Simak di sini: Puisi Indonesia
Adenar Dirham, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta prodi Manajemen Pendidikan Islam (S1). Karya-karyanya telah diterbitkan menjadi buku antologi bersama. Buku antologi puisi terbarunya, “Melukis Pelangi” (2017). Di kampusnya, ia mengasuh Komunitas Sastra Goresan Pena. Alamat: Wisma Shinchan, Pedak Baru RT 15/RW 07, Karang Bendo, Banguntapan, Bantul, DIY, 55198.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]