BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

NUSANTARANEWS.CO – Saat-saat sulit bagi dolar AS. Negara yang dulunya merupakan simbol stabilitas dan pilar ekonomi global, kini menghadapi erosi bertahap atas supremasinya. Di tengah fluktuasi kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik, fondasi dominasinya dipertanyakan. Seperti BRICS, banyak negara yang meninggalkan dolar AS karena berbagai alasan.

Alasan Dibalik Pengabaian Dolar Secara Bertahap oleh Beberapa Negara

Banyak negara yang berpaling dari dolar AS karena beberapa alasan. Pertama, terkikisnya daya beli dolar sangat mengkhawatirkan: sejak tahun 1913, dolar telah kehilangan 99% nilainya, penurunan ini semakin cepat seiring dengan kebijakan moneter Amerika Serikat saat ini. Federal Reserve sedang mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga tiga kali setahun, yang dapat memperburuk inflasi dan melemahkan kepercayaan terhadap dolar.

Selain itu, sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat telah mengisolasi negara tersebut dari beberapa sekutu tradisionalnya. Langkah-langkah ini telah mendorong negara-negara yang terkena dampak untuk mencari alternatif dalam transaksi internasional mereka, sehingga mengurangi dominasi dolar secara global. Mitra dagang dari negara-negara yang terkena sanksi ini juga mengadopsi mata uang lain untuk menghindari komplikasi yang terkait dengan dolar.

Selain itu, peningkatan utang nasional Amerika Serikat yang luar biasa besarnya, yang saat ini diperkirakan mencapai 34 triliun dolar dan diperkirakan akan mencapai 35 triliun dolar, menimbulkan keraguan terhadap stabilitas keuangan jangka panjang Amerika Serikat. Ketidakamanan finansial ini adalah salah satu alasan mengapa beberapa negara meninggalkan dolar.

Terakhir, penguatan mata uang lokal dan regional, khususnya yuan Tiongkok, shilling Kenya, dan rubel Rusia, menunjukkan meningkatnya minat terhadap alternatif pengganti dolar. Mata uang ini semakin dipercaya dan digunakan, mencerminkan pergeseran menuju sistem keuangan global yang lebih multipolar.

Gerakan De-Dolarisasi yang Dipimpin oleh BRICS

BRICS secara aktif berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Negara-negara ini mendorong penggunaan mata uang mereka sendiri dalam transaksi bilateral dan regional, yang tidak hanya membantu memperkuat otonomi ekonomi mereka tetapi juga menggoyahkan keunggulan dolar.

Menanggapi hegemoni mata uang Amerika yang telah lama tidak terbantahkan, BRICS berencana untuk menciptakan mata uang bersama. Sebuah inisiatif yang secara signifikan dapat mengubah sistem keuangan global dengan menawarkan alternatif yang kredibel terhadap dolar.

Upaya BRICS untuk membentuk mata uang cadangan bersama, serta peningkatan keandalan mata uang regional, menunjukkan adanya upaya global untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih seimbang dan tidak bergantung pada dolar. Evolusi ini tidak hanya dapat mendiversifikasi lanskap moneter internasional namun juga mengurangi hegemoni ekonomi Amerika di masa depan. (*)

Sumber: www.cointribune.com
Exit mobile version