Politik

Bravo 5 Kaltara Nyatakan Tidak Akan Terprovokasi Seruan People Power

bravo 5 kaltara, terprovokasi, people power, kaltara, nusantaranews
Bravo 5 Kaltara Nyatakan Tidak Akan Terprovokasi Seruan People Power. (Foto: Eddy Santri/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Bravo 5 Kaltara Nyatakan tidak akan terprovokasi seruan People Power.

Relawan pendukung pasangan Capres-Cawapres 2019 nomo urut 01 (Jokowi-Ma’ruf Amin) Bravo 5 Kalimantan Utara (Kaltara) meminta masyarakat di Kalimantan Utara dapat menghormati hasil rekapitulasi baik ditingkat TPS , PPK maupun setelah melalui Pleno di tingkat Kabupaten oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Hal tersebut menanggapi rencana kelompok yang mengatas namakan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) yang berencana menggelar aksi masa menuntut Bawaslu mengeluarkan rekomendasi kepada KPU agar mendiskualifikasi paslon nomor urut 01 dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma’ruf Amin.

Menurut Ketua DPD Bravo 5 Kaltara Agus Rachmat menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara karena itu adalah wujud dari demokrasi. Akan tetapi Agus mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat jangan sampai merusak keindahan dari demokrasi itu sendiri. Bahkan Agus menyebut seruan GNKR agar simpatisan Prabowo-Sandi menggelar aksi serupa di setiap kantor DPRD dimasing-masing wilayah sebagai seruan provokasi.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Akan Perjuangkan 334 Pokir Dalam SIPD 2025

“Di Kalimantan Utara ini pasangan Jokowi-Maruf unggul dan perolehan suara tersebut sudah disepakati oleh Saksi masing-masing paslon,” ujar Agus melalui pesan tertulisnya kepada Pewarta, Minggu (19/5/2019).

Agus juga mempertanyakan maksud dibalik seruan GNKR tersebut. Karena menurutnya, apabila Partai atau perorangan telah mendaftarkan diri sebagai kontestan dalam Pemilu, maka ia wajib mematuhi aturan dari Penyelenggara Pemilu. Kalaupun ada dugaan kecurangan, lanjut Agus, seharusnya ia mempuh cara sesuai mekanisme yang telah ditetapkan oleh konstitusi.

“Kalau memang ada kecurangan, tunjukan saja dimana curangnya dan tempuhlah cara-cara yang sudah diatur dalam konstitusi negeri ini. Jangan atas nama demokrasi tapi menabrak rambu-rambu demokrasi itu sendiri,” tegasnya.

Karena selain sebagai hal yang berpotensi menebarkan keresahan, seruan GNKR tersebut juga merupakan pengingkaran terhadap kesepakatan damai oleh masing-masing perwakilan atau Saksi pada saat Pleno. Untuk itu Agus meminta masyarakat benar-benar bijak dalam menyikapi seruan tersebut. Walau tugas menjaga keamanan adalah ranah TNI-Polri, namun Agus mengingatkan bahwa peran serta masyarakat adalah sesuatu yang perlu dalam menciptakan suasana yang kondusif.

Baca Juga:  Aglomerasi RUU DK Jakarta

“Kendati kami selalu siaga mengawal suara Jokowi-Ma’ruf dengan segala kemungkinanya, kami tetap berusaha tidak terpancing provokasi itu. Karena kami percaya TNI, percaya Polri, percaya penyelenggara Pemilu dan kami sangat percaya bahwa masyararakat Nunukan adalah masyarakat yang bijak dan arif dalam sikap,” katanya.

Disinggung mengenai hasil perolehan suara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin yang mengungguli perolehan suara pasangan Prabowo-Sandi, Agus mengaku tidak juwawa dan tetap mengedepankan etika demokrasi. Namun ia menegaskan bahwa pihaknya bersama Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT) akan melakukan pengawalan terhadap hasil suara tersebut.

“Kami dan kawan-kawan Almisbat tetap mengawal hasil suara itu karena suara tersebut adalah amanat rakyat,” pungkasnya.

Diketahui, dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara pemilu 2019 tingkat provinsi Kalimantan Utara, di Hotel Pangeran Khar, Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, Rabu (8/5/2019), perolehan suara Pasangan Calon 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul atas Pasangan Calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di semua Kabupaten/Kota.

Baca Juga:  Rahmawati Zainal Peroleh Suara Terbanyak Calon DPR RI Dapil Kaltara

Seperti di Kota Tarakan, pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan perolehan 71.343 suara, dibanding Prabowo-Sandi yang memperoleh 49.805 suara. Hal sama juga terjadi di Kabupaten Tana Tidung dimana pasangan Jokowi-Jokowi-Ma’ruf meraup 8.774 suara dan pasangan Prabowo-Sandi sebanyak 4.512 suara.

Di Kabupaten Bulungan, pasangan Jokowi-Ma’ruf meraup 54.832 suara sementara pasangan Prabowo-Sandi meraup 23.279 suara. Sementara di Kabupaten Malinau, pasangan Jokowi-Ma’ruf meraup 36.167 suara dan pasangan Prabowo-Sandi meraup 7.150 suara.

Perbedaan selisih perolehan suara yang sangat mencolok terjadi di Kabupaten Nunukan. Di Kabupaten yang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Sabah-Malaysia ini, pasangan Jokowi-Ma’ruf menang telak dengan meraup sebanyak 77.123 suara pemilih sementara pasangan Prabowo-Sandi sebanyak 21.416 suara atau selisih 55.707 suara.

Pewarta: Eddy Santri
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,055