Politik

BPN: Kami Memilih Menjadi People’s Voices dan Menyuarakan Aspirasi Rakyat

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid. (FOTO: @@Gamal_Albinsaid)
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid. (FOTO: @@Gamal_Albinsaid)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid menegaskan bahwa kubu capres-cawapres nomor urut 02 memilih menjadi people’s voices dan menyuarakan aspirasi rakyat, yang menurut dia, selama ini dibantah oleh pemerintah.

“Dan mungkin akan terus dibantah oleh pemerintah di hari-hari mendatang,” ujar Gamal dalam cuitan twitter-nya, @Gamal_Albinsaid, Kamis (21/3/2019).

Simak:

Gamal menyebutkan, ketika berbagai serikat buruh KSPI, FSPMI, ABA, FSPLEM, KASBI, GOBSI menggelar aksi menolak Tenaga Kerja Asing (TKA). Pemerintah, kata dia, menyatakan TTK sedikit. “Siapa yang harus kami percaya? Kami lebih memilih percaya serikat buruh,” katanya menyoal.

Ketika tenaga kesehatan menyuarakan aspirasi karena tidak mendapatkan kesejahteraan yang layak, lanjutnya, pemerintah menyatakan kesejahteraan tenaga kesehatan sudah cukup baik.

“Siapa yang harus kami percaya? Kami lebih memilih percaya tenaga kesehatan,” kata sang dokter muda sekaligus motivator itu.

Baca Juga:  Pleno Perolehan Suara Caleg DPRD Kabupaten Nunukan, Ini Nama Yang Lolos Menempati Kursi Dewan

Gamal menambahkan, ketika masyarakat menyuarakan lapangan kerja yang terbatas, pemerintah menyatakan sudah membuka banyak lapangan kerja. “Siapa yang harus kami percaya? Kami lebih memilih percaya 7 juta masyarakat yang menganggur,” ucapnya.

Masih dinyatakan Gamal, ketika peserta BPJS mengeluhkan kualitas layanan buruk, obat habis, antrian panjang dan rumah sakit mengeluhkan keterlambatan pembayaran BPJS. Pemerintah mengatakan BPJS sudah sangat baik. “Siapa yang harus kami percaya? Kami lebih memilih percaya peserta BPJS dan rumah sakit,” katanya lagi.

Bahkan, tegas Gamal, ketika guru-guru honorer mengeluh pernah diberi janji, lalu merasa dikhianati. Merasa pernah diraup suaranya, lalu dilupakan begitu saja. Pemerintah menyatakan sudah sesuai prosedur. “Siapa yang harus kami percaya? Kami lebih memilih percaya guru-guru honorer,” tegas Gamal.

“Mereka berfikir itu suara kami dan sedang menghadapi kami. Mereka salah besar. Itu people’s voice dan mereka sedang menghadapi aspirasi masyarakat, suara rakyat. Hari ini people’s voice, besok people’s choice,” tandasnya. (red/mys/nn)

Baca Juga:  Aglomerasi RUU DK Jakarta

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,148